BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Pada
dasarnya, dalam melakukan kegiatan sehari-hari manusia tidak terlepas dengan
perencanaan. Tetapi sering tidak disadari bahwa mereka telah melakukan
perencanaan. Setiap orang pasti mempunyai tujuan atau suatu cita-cita dalam
hidupnya. Dalam usaha mereka untuk mencapai suatu tujuannya mereka pasti
mempunyai strategi atau perencanaan bagaimana mewujudkan cita-citanya atau
tujuannya tersebut. Perencanaan terjadi disetiap jenis kegiatan. Seseorang jika
ingin bertindak untuk melakukan sesuatu apapun pasti mereka menyusun suatu
perencanaan kegiatan yang akan dilakukan untuk ke depan.
Sering kita
dengar kampanye yang disampaikan oleh bupati, gubernur ataupun presiden itu
adalah planning atau sebuah perencanaan yang akan mereka jalankan ketika mereka
terpilih. Jadi, penulis dalam kesempatan kali ini akan membahas sedikit tentang
planning atau proses perencanaan. Mengapa demikian? Karena kami berfikir bahwa
pengetahuan planning itu sangat penting bagi mahasiswa.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Perencanaan
Perencanaan adalah sejumlah kegiatan
yang ditentukan sebelumnya untuk dilaksanakan pada suatu periode tertentu dalam
rangka mencapai tujuan yang ditetapkan.[1]
Perencanaan menurut Bintoro Tjokroaminoto dalam Husaini Usman (2008) adalah
proses mempersiapkan kegiatan-kegiatan secara sistematis yang akan dilakukan
untuk mencapai tujuan tertentu. Prajudi Atmosudirjo dalam Husaini Usman (2008)
juga berpendapat bahwa perencanaan
adalah perhitungan dan penentuan tentang sesuatu yang akan dijalankan dalam
rangka mencapai tujuan tertentu, siapa yang melakukan, bilamana, di mana, dan
bagaimana cara melakukannya.
Dari pengertian-pengertian tersebut
dapat disimpulkan bahwa perencanaan adalah kegiatan yang akan dilaksanakan di
masa yang akan datang untuk mencapai tujuan dan dalam perencanaan itu
mengandung beberapa unsur, diantaranya sejumlah kegiatan yang ditetapkan
sebelumnya, adanya proses, hasil yang ingin dicapai, dan menyangkut masa depan
dalam waktu tertentu. Pelaksanaan dan pengawasan termasuk pemantauan,
penilaian, dan pelaporan merupakan unsur yang tidak bisa dilepaskan dari
perencanaan. Dalam perencanaan diperlukan pengawasan agar tidak terjadi
penyimpangan-penyimpangan.
Dalam perencanaan ada
beberapa langkah, diantaranya adalah:[2]
Tahap I:
menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan,
Tahap II:
merumuskan keadaan saat ini,
Tahap III:
mengidentifikasi segala kemudahan dan hambatan, dan
Tahapa IV: mengembangkan
rencana atau serangkaian kegiatan untuk mencapai tujuan.
B.
Syarat, Sifat, Tujuan, Manfaat, Kelemahan serta Alasan –Alasan perlunya perencanaan
1.
Syarat Perencanaan[3]
Perencanaan yang dibuat harus memenuhi syarat sebagai berikut:
a.
Faktual dan realistik
b.
Logis dan rasional
c.
Fleksibel
d.
Kontinuitas
e.
Dialektis
2.
Sifat Perencanaan[4]
Sifat-sifat dari perencanaan adalah:
a.
Kontribusi terhadap tujuan (contribution of onjective)
Yaitu
perencanaan dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah di rencanakan.
b.
Kedudukan yang istemewa dari suatu perencanaan (primacy of
planning)
Bahwa
setiap perencanaan selalu mendapat tempat yang pertama dalam suatu proses
manajemen dan perencanaan harus mampu memberikan arah terhadap proses manajemen
selanjutnya.
c.
Kemampuan pengisian dari planning (pervasiveness of planning)
Yaitu
perencanaan merupakan dasar manajemen yang berisi tujuan dan cara
pencapaiannya.
d.
Efisiensi dari perencanaan (effeciency of planning)
Rencana
yang telah direncanakan dapat tercapai dengan cara yang efisien.
3.
Tujuan Perencanaan[5]
Tujuan dari perencanaan adalah:
a.
Standar pengawasan, yaitu mencocokkan pelaksanaan dengan
perencanaannya,
b.
Mengetahiu kapan pelaksanaan dan selesainya suatu kegiatan,
c.
Mengetahiu siapa saja yang terlibat (struktur organisasinya), baik
kualifikasinya maupun kuantitasnya,
d.
Mendapatkan kegiatan yang sistematis termasuk biaya dan kualitas
pekerjaan,
e.
Meminimalkan kegiatan-kegiatan yang tidak produktif dan menghemat
biaya, tenaga dan waktu,
f.
Memberikan gambaran yang menyeluruh mengenai kegiatan pekerjaan,
g.
Menyerasikan dan memadukan beberapa sub kegiatan,
h.
Mendeteksi hambatan kesulitan yang bakal ditemui, dan
i.
Mengarahkan pada pencapaian tujuan.
4.
Manfaat Perencanaan[6]
Perencanaan
mempunyai banyak manfaat, diantaranya adalah sebagai berikut:
a.
Membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan
perubahan-perubahan lingkungan,
b.
Membantu dalam kristalisasi persesuaian dalam masalah-masalah
utama,
c.
Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran operasi lebih
jelas,
d.
Pemilihan berbagai alternatif terbaik,
e.
Standar pelaksanaan dan pengawasan,
f.
Penyusunan skala prioritas, baik sasaran maupun kegiatan,
g.
Menghemat pemanfaatan sumber daya organisasi,
h.
Alat memudahkan dalam berkoordinasi dengan pihak terkait,
i.
Membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami,
j.
Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti, dan
k.
Menghemat waktu, usaha dan dana.
5.
Kelemahan Perencanaan[7]
Perencanaan juga mempunyai beberapa kelemahan, diantaranya:
a.
Pekerjaan yang tercakup dalam perencanaan mungkin berlebihan pada
kontribusi nyata
b.
Perencanaan cenderung menunda kegiatan
c.
Perencanaan mungikn terlalu membatasi manajemen untuk berinisiatif
dan berinovasi
d.
Perencanaan mempunyai nilai praktis yang terbatas.
e.
Kadang-kadang hasil yang paling baik didapatkan oleh penyelesaian
situasi individual dan penanganan setiap masalah pada saat masalah tersebut
terjadi; dan
f.
Ada rencana-rencana yang diikuti cara-cara yang tidak konsisten.
Meskipun
perencanaan mempunyai kelemahan-kelemahan tersebut, manfaat-manfaat yang
didapat dari perencanaan jauh lebih banyak. Oleh karena itu perencanaan tidak
hanya seharusnya dilakukan, tetapi harus dilakukan.
6.
Alasan-Alasan Adanya Perencanaan[8]
Ada dua alasan
dasar perlunya perencanaan. Perencanaan dilakukan untuk mencapai:
1.
Protective benefit, yang duhasilkan dari pengurangan kemungkinan
terjadinya kesalahan dalam pembuatan keputusan, dan
2.
Positive benefit dalam bentuk meningkatnya sukses pencapaian tujuan
organisasi
C.
Hubungan Perencanaan dengan fungsi-fungsi Managemen lainnya[9]
Dalam banyak
hal, perencanaan adalah fungsi yang paling dasar dan meresap keseluruh
fungsi-fungsi managemen lainnya. Fungsi perencanaan dan fungsi-fungsi serta
kegiatan-kegiatan manajerial lainnya adalah saling berhubungan, saling
tergantung, dan berinteraksi.
1.
Pengorganisasian
Pengorganisasian
adalah proses pengaturan kerja bersama sumber daya keuangan, phisik dan manusia
dalam organisasi.
2.
Pengawasan
Perencanaan
dan pengawasan saling berhubungan sangat erat, sehingga sering disebut sebagai
“kembar siam” dalam managemen
3.
Pengarahan
Fungsi
pengarahan selalu berkaitan erat dengan perencanaan. Perencanaan menentukan
kombinasi yang paling baik dari faktor-faktor, kekuatan-kekuatan, sumber daya
dan hubungan-hubungan yang diperlukan untuk mengarahkan dan memotivasi
karyawan. Fungsi pengarahan meliputi penerapan unsur-unsur tersebut menjadi
pengaruh.
D.
Tipe-tipe perencanaan[10]
1.
Perencanaan Dari Dimensi waktu
a.
Perencanaan Jangka Panjang (Long Term Planning)
Perencanaan
ini meliputi jangka waktu 3 tahun ke atas. Dalam perencanaan ini belum
ditampilkan sasaran-sasaran yang bersifat kuantitatif, tetapi kepada proyeksi
atau perspektif atas keadaan ideal yang diinginkan dan pencapaian keadaan yang
bersifat fundamental.
b.
Perencanaan Jangka Menengah (Medium Term Planning)
Perencanaan
ini melipiti jangka waktu antara 1sampai 3 tahun. Tetapi di Indonesia umunya
lima tahun. Perencanaan jangka menengah ini merupakan penjabaran atau uraian
perencanaan jangka panjang. Walaupin perencanaan jangka menengah ini masih
bersifat umum, tetapi sudah ditampilkan sasaran-sasaran yang diproyeksikan
secara kuantitatif.
c.
Perencanaan Jangka Pendek (Short Term Planning)
Jangka
waktunya kurang dari satu tahun. Perencanaan jangka pendek tahunan (annual
plan) disebut juga perencanaan operasional tahunan (annual operational
planning).
2.
Perencanaan dari Dimensi Spasial
Perencanaan
dilihat dari dimensi spasial adalah perencanaan yang memiliki karakter yang
terkait dengan ruang dan batasan wilayah. Dari dimensi spasial ini dikenal
perencanaan nasional, perencanaan regional, dan perencanaan tata ruang atau
tata tanah.
a.
Perencanaan Nasional
Perencanaan
nasional adalah suatu proses penyusunan perencanaan berskala nasional sebagai
konsensus dan komitmen seluruh rakyat Indonesia yang terarah, terpadu,
menyeluruh untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur, memperhitungkan dan
memanfaatkan sumber daya nasional dan memerhatikan perkembangan internasional.
b.
Perencanaan Regional
Perencanaan
regional adalah pilihan antar sektor dan hubungan antar sektor dalam suatu
wilayah (daerah) sehingga disebut juga sebagai perencanaan daerah atau wilayah.
c.
Perencanaan tata ruang
Perencanaan
tata ruang adalah perencanaan yang mengupayakan pemanfaatan fungsi kawasan
tertentu, mengembangkannya secara seimbang, baik secara ekologis, geografis,
maupun demografis.
3.
Perencanaan dari Dimensi Tingkatan Teknis Perencanaan
a.
Perencanaan makro
Perencanaan
makro adalah perencanaan tentang ekonomi dan nonekonomi secara internal dan
eksternal. Perencanaan ekonomi makro meliputi berapa pendapatan nasional yang
akan ditingkatkan, berapa tingkat konsumsi, investasi pemerintah dan swasta,
tingkat ekspor impor, pajak, bunga bank, dan sebagainya.
b.
Perencanaa Mikro
Perencanaan
mikro disebut juga pemetaan pendidikan. Perencanaan mikro pendidikan adalah
perencanaan yang disusun dan disesuaikan dengan kondisi otonomi daerah di
bidang mikro.
c.
Perencanaan sektoral
Perencanaan
sektoral adalah kumpulan progam dan kegiatan pendidikan yang mempunyai
persamaan ciri dan tujuan. Perencanaan sektoral memproyeksikan sasaran
pembangunan sektor pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan nasional yang
telah ditentukan.
d.
Perencanaan kawasan
Perencanaan
kawasan adalah perencanaan yang memerhatikan keadaan lingkungan kawasan
tertentu sebagai pusat kegiatan dengan keunggulan komparatif dan kompetitif
tertentu. Dalam perencanaan kawasan, hal penting yang perlu mendapat perhatian
adalah interaksi antardaerah.
e.
Perencanaan proyek
Perencanaan
proyek adalah perencanaan operasional kebijakan dan pembangunan dalam rangka
mencapai sasaran sektor dan tujuan.
4.
Perencanaan dari Dimensi Jenis
a.
Perencanaan dari atas ke bawah (top down planning)
Perencanaan ini dibuat oleh pucuk pimpinan dalam suatu struktur
organisasi, misalnya pemerintah pusat yang selanjutnya perencanaan tersebut
disampaikan ke tingkat provinsi/kabupate/kota untu ditindak lanjuti.
b.
Perencanaan dari bawah ke atas (bottom-up planning)
Perencanaan
ini dibuat oleh tenaga perencana di tingkat bawah dari suau struktur organsasi,
misalnya dibuat di provinsi/kabupaten/kota utuk disampaikan ke pemerintah
pusat.
c.
Perencanaan menyerong ke samping (diagonal planning)
Perencanaan
ini dibuat oleh pejabat lain bersama-sama dengan pejabat yang berada di level
bawah di luar struktur oraganisasinya. Misalnya Depdiknas Jakarta Bappeda
Provinsi membuat perencanaan pendidikan sektoral di daerah. Perencanaan ini
juga disebut dengan perencanaan sektoral.
d.
Perencanaan mendatar (horizontal planning)
Perencanaan
mendatar biasanya dibuat pada saat membuat perencanaan lintas sektoral oleh
pejabat selevel. Misalnya perencanaan peningkatan sumber daya manusia melibatkan
pejabat departemen pendidikan, departemen agama, departemen tenaga kerja dan
transmigrasi departemen kesehatan dan departemen sosial.
e.
Perencanaan menggelinding (rolling planning)
Perencanaan
menggelinding dibuat oleh pejabat yang berwenang dalam bentuk perencanaan
jangka pendek, jangka menengah, jangka panjang.
f.
Perencanaan gabungan atas ke bawah dan bawah ke atas (top down
and buttom-up planning)
Perencanaan
ini di buat untuk mengakomodasi kepentingan pemerintah pusat dengan pemerintah
provinsi/kabupate/kota. Oleh sebab itu, pembuatannya melibatkan partisipasi
aktif kedua belah pihak.
5. Perencanaa
menurut ruang lingkupnya[11]
a.
Rencana Strategis (Strategic`Plan)
Yaitu
rencana yang ditujukan pada kebutuhan jangka panjang organisasi dan menentukan
secara komprehensif arah dari tindakan organisasi atau sub unit organisasi.
Manajer memerlukan perencanaan khusus, yaitu perencanaan strategis. Karena
perencanaan ini akan digunakan dalam penentuan misi utama organisasi dan
membagi-bagi sumber daya yang diperlukan untuk mencapainya. Sehingga
perencanaan strategis dapat menentukan keberhasilan organisasi atau perusahaan,
dikarenakan:[12]
1.
Perencanaan strategis merupakan tipe perencanaan yang terpenting
2.
Melakukan perencanaan strategis berarti menetapkan misi
organanisasi secara jelas.
3.
Perencanaan ini memungkinkan manajer mempersiapkan diri tehadap
kemungkinan terjadinya perubahan pada lingkungan organisasinya.
Langkah-langkah penyusunan perencanaan startegis, yaitu:[13]
1.
Tentukan tujuan
Manajer harus mementukan tujuan strategis. Pemilihan ini
dipengaruhi oleh misi, maksud, nilai-nilai, dan kekuatan serta kelemahan
organisasi
2.
Analisa lingkungan
Tujuan yang telah dibentuk harus dicek dan disesuaikan dengan
keadaan lingkungan.
3.
Menetapkan ukuran
Manajer harus menetapkan tujuan guna mengevaluasi kegiatan-kegiatan
yang akan dilakukan. Dengan ukuran akan memudahkan apakah kegiatan itu berhasil
atau tidak.
4.
Bandingkan rencana bawahan dengan rencana strategis
Rencana-rencana yang telah dibuat oleh bawahan harus disesuaikan
dengan rencana tingkat atas (rencana keseluruhan).
5.
Hilangkan perbedaan yang terjadi
Jika antara manajemen tingkat bawah dan rencana strategis ada
perbedaan, maka harus disamakan agar tidak ada perbedaan.
6.
Memilih alternatif
Manajer harus mampu
memilih alternatif yang terbaik dan tepat.
7.
Penerapan perencanaan strategis
Alternatif yang terpilih akan menjadi rencana yang harus
diformulasikan secara jelas, dan kemudian dirinci kedalam kegiatan-kegiatan
organisasi.
8.
Mengukur dan mengawasi kemajuan
Rencana yang telah dilakukan perlu diukur dan diawasi kemajuannya
untuk menghindari terjadinya kegagalan-kegagalan.
Tabel 0.1
Kelebihan dan kelemahan perencanaan strategis[14]
Kelebihan
|
Kelemahan
|
|
Memberikan pedoman yang konsisten bagi kegiatan2 organisasi
|
Memerlukan investasi dalam waktu, uang dan orang yang cukup besar
|
|
Membantu para manajer dalam pembuatan keputusan
|
Cenderung membatasi organisasi hanya terhadap pilihan yang paling
rasional dan bebas resiko
|
|
Meminimumkan kemungkinan kesalahan
|
||
b.
Rencana operasional (Operational plan)
Yaitu rencana yang ditujukan pada aktivitas tertentu dalam
menerapkan rencana strategis.
Tabel 0.2 perencanaan startegik VS perencanaan operasional[15]
Perencanaan
operasional
|
Perencanaan stategis
|
|
Pusat bahasan
|
Masalah-masalah
pengoperasian
|
Kelangsungan dan pengembangan jangka panjang
|
Sasaran
|
Laba sekarang
|
Laba di waktu yang akan datang
|
Batasan
|
Lingkungan SD
sekarang
|
Lingkungan SD waktu yang akan datang
|
Hasil yang diperoleh
|
Efisiensi dan
stabilitas
|
Pengembangan potensi mendatang
|
Informasi
|
Dunia bisnis
sekarang
|
Kesempatan di waktu yang akan datang
|
Organisasi
kepemimpinan
|
Birokrasi/stabil
konservatif
|
Kewiraswastaan/fleksibel mengilhami perubahan radikal
|
Pemecahan masalah
|
Berdasarkan
pengalaman masa lalu
|
Antisipasi, menemukan pendekatan-pendekatan baru
|
Resiko
|
Rendah
|
Tinggi
|
6.
Perencanaan menurut penggunaannya[16]
a.
Standing plan, yaitu
rencana yang digunakan berulang-ulang.
1.
Policies (kebijakan),
yaitu standing plan yang mengkomunikasikan panduan bagi keputusan dan
tindakan dalam keadaan tertentu.
2.
Procedure, yaitu
standing plan yang mengikuti urutan (kronologis) dari tindakan-tindakan yang
harus dilakukan dalam situasi tertentu.
3.
Rules, peraturan yang
spesifik tentang tindakan yang harus dilakukan dan tindakan yang tidak boleh
dilakukan.
b.
Single-use plan, yaitu
rencana sekali pakai untuk setiap periode waktu.
1.
Budget, adalah
rencana yang mengalokasikan sumber daya organisasi kedalam aktivitas, proyek,
dan progam organisasi.
2.
Project schedule, adalah
rencana yang meliputi aktivitas-aktivitas yang dibutuhkan dalam pembuatan suatu
proyek dalam organisasi.
3.
Progams, adalah
rencana organisasi yang menyeluruh yang menyangkut penggunaan sumber-sumber
daya di masa yang akan datang.
E.
Hirarki Perencanaan[17]
Dalam
organisasi terdapat tingkatan-tingkatan, yaitu:
Manajemen by objectives (MBO) merupakan salah satu metode yang digunakan untuk menghubungkan
tujuan organisasi dengan perencanaannya. Metode ini adalah metode yang sangat
populer. MBO adalah suatu metode formal
atau semiformal yang diawali dari penetapan tujuan, pelaksanaan, dan kemudian
evaluasi. Tujuan metode ini adalah untuk mendorong bawahan untuk lebih
berpartisipasi serta memperjelas tujuan dan mengkomunikasikan tujuan serta
hasil yang diharapkan. Sehingga keberhasilan MBO adalah partisipasi dan
komunikasi. MBO bisa digunakan oleh organisasi bisnis maupun non bisnis.
Tabel
0.3 keuntungan dan kelemahan MBO[19]
Keuntungan
|
Kelemahan
|
Meningkatkan koordinasi antara tujuan dan rencana
|
Cenderung gagal jika tidak ada komitmen yang kontinue dari
manajemen puncak
|
Memperjelas prioritas dan ekspektasi
|
Adanya ketergantungan yang besar terhadap pihak lain dalam
organisasi
|
Memungkinkan komunikasi vertikal dan horizontal
|
Terlalu menekankan pada tujuan jangka pendek
|
Meningkatkan motivasi karyawan
|
|
Dapat menjalankan pengawasan yang lebih efektif
|
G.
Teori Perencanaan[20]
1.
Teori Sinoptik
Teori
ini adalah teori yang paling lengkap di banding dengan yang lainnya. Teori ini
sudah menggunakan model berpikir sistem dalam perencanaannya. Objek yang di
rencanakan di pandang sebagai kesatuan yang bulat, dengan satu tujuan yang di
sebut misi. Langkah-langkah perencanaan sinoptik meliputi : 1) Perencanaan
masalah, 2) Mengestimasi ruang lingkup problem, 3) Mengklasifikasi kemungkinan
penyelesaian, 4) Menginvestigasi problem, 5) Memprediksi alternatif, 6)
Mengevaluasi kemajuan atas penyelesaian yang spesifik.
2.
Teori Inkremental
Teori
ini berdasarkan pada kemampuan institusi dan kinerja personaliannya. Teori ini
tidak cocok untuk jangka panjang karena sulit di ramalkan.
3.
Teori Transaktif
Teori
ini menekankan pada hakikat individu yang menjunjung tinggi kepentingan
pribadi. Perencanaan dalam teori ini di lakukan oleh provinsi/kabupaten/kota
atau sekolah.
4.
Teori Advokasi
Teori
advokasi menekankan pada hal yang bersifat umum. Perbedaan individu dan daerah
di abaikan. Dasar perencanaannya pada argumentasi yang logis,rasional, dan
dapat di pertahankan melalui argumentasi ( advokasi).
5.
Teori Radikal
Teori
ini menekankan pada kebebasan lembaga lokal untuk melakukan perencanaan
sendiri, dengan maksud agar lebih cepat memenuhi kebuuhan lokal.
6.
Teori SITAR
Teori
sitar adalah gabungan kelima di atas. Oleh sebab itu di sebut juga sebagai compementary
planning proces. Teori ini untuk menggabungkan semua kelebihan
masing-masing teori di atas sehingga lebih lengkap.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari pembahasan
diatas bisa disimpulkan bahwa perencanaan merupakan suatu hal yang vital bagi
organisasi karena disinilah proses menetapkan tujuan dan cara untuk mencapai
tujuan tersebut. Perencanan selalu menduduki posisi pertama dalam organisasi
karena sebelum menentukan apa-apa pasti perencanaan yang akan dibahas terlebih
dahulu. Dan perencanaan adalah suatu hal
yang tidak akan pernah bisa lepas dari kegiatan kehidupan manusia. Semua orang
pasti mempunyai perencanaan untuk kehidupannya yang akan datang. Dalam
perencanaan itu pasti yang diharapkan adalah keberhasilan yang maksimal dari
apa yang telah direncanakan sebelumnya. Oleh karena itu, dalam membuat
perencanaan harus benar-benar difikirkan matang-matang agar dalam
pelaksanaannya bisa tercapai walaupun tidak semaksimal yang telah direncanakan.
Demikian
makalah yang telah kami selesaikan. Semoga bermanfaat dan mohon maaf atas
segala kekurangan. Kritik dan saran senantiasa kami harapkan untuk bisa lebih
baik dalam penyusunan makalah di lain kesempatan.
DAFTAR PUSTAKA
Handoko, T.Hani.1984.Manajemen.Yogyakarta: BPFE
Usman, Husaini. 2008. Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara
Wiludjeng, SP Sri.
2007. Pengantar manajemen. Yogyakarta: Graha Ilmu
[1]Husaini Usman. Manajemen(Jakarta: Bumi Aksara, 2008). Hlm. 60
[2]T. Hani Handoko. Manajemen (Yogyakarta: BPFE, 1984). Hlm. 79
[3] Sri Wiludjeng. Pengantar Manajemen (Yogyakarta: Garaha Ilmu,
2007). Hlm. 60
[4] Ibid. Hlm. 58
[5]Husaini Usman. Manajemen (Jakarta: Bumi Aksara, 2008). Hlm. 60
[7]T. Hani Handoko. Manajemen (Yogyakarta: BPFE, 1984). Hlm. 81
[10] Husaini Usman. Manajemen (Jakarta: Bumi Aksara, 2008). Hlm. 65
[11] Sri Wiludjeng. Pengantar Manajemen (Yogyakarta: Garaha Ilmu,
2007). Hlm. 61
[12] Ibid. Hlm. 66
[14] T. Hani Handoko. Manajemen (Yogyakarta: BPFE, 1984). Hlm. 100
[16]Sri Wiludjeng. Pengantar Manajemen (Yogyakarta: Garaha Ilmu,
2007). . Hlm. 62
[17] Ibid. Hlm. 63
[18] Ibid. Hlm. 68
[19] Ibid. Hlm. 69
[20]Husaini Usman. Manajemen(Jakarta: Bumi Aksara, 2008. Hlm.
75
Mantap bang!! izin copy ya!!!!
BalasHapuskeren bang
BalasHapusizin copy yah
Perkenalkan, saya dari tim kumpulbagi. Saya ingin tau, apakah kiranya anda berencana untuk mengoleksi files menggunakan hosting yang baru?
BalasHapusJika ya, silahkan kunjungi website ini www.kbagi.com untuk info selengkapnya.
Di sana anda bisa dengan bebas share dan mendowload foto-foto keluarga dan trip, music, video, filem dll dalam jumlah dan waktu yang tidak terbatas, setelah registrasi terlebih dahulu. Gratis :)