Sabtu, 11 Mei 2013

artikel pegertian manajemen pemasaran


Bab 1  Pendahuluan
           Dengan maju suatu zaman,dan kuatnya persaingan pemasaran mulai dari bagian Asia, Eropa, maupun Dunia, maka sangat dibutuhkan sekali kita untuk mengetahui cara bersaing yang dalam pemasaran dan mengetahui apa yang dimaksud dengan pemasaran,konsep pemasaran, dan sistem atau strategi pemasaran yang dapat diterapkan dalam persaingan di dalam maupun di luar negri. Agar kita tidak ketertinggalan dan kalah dalam persaingan pemasaran perdagangan baik itu produk dari dalam negri sendiri maupun impor dari negara lain.
           Pemasar berkewajiban mengimpormasikan, melibatkan diri bahkan mendorong mereka dengan baik ketika ia menyarangkan untuk membuat  pelanggan menjadi pusat budaya perusahaan,  karena perusahaan yang berpusat pada pelanggan  mempunyai keahlian dalam membangun hubungan pelanggan, bukan hanya produk, tetapi mempunyai kemampuan atau keahlian dalam rekayasa pasar. Pemasar yang berhasil adalah pemasar yang secara total memuaskan pelanggan dengan menguntungkan.

           Pemasar harus dapat mengetahui, memahami serta dapat memcari jalan keluar terhadap kesulitan atau ketidak tauan dalam mendapatkan akses informasi serta dinamika informasi sehingga konsumen dapat memutuskan untuk membeli produk serta dari pengalaman dan apa yang di dapat dari karakteristik dari produk itu menjadikannya puas dan kembali membeli bahkan menjadi pelanngan yang loyal














Bab 11 Pembahasan
A.  Pengertian Pemasaran
        Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan oleh para pengusaha dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya,untuk berkembang, dan mendapat laba. Berhasil tidaknya dalam pencapaian tujuan bisnis tergantung pada keahlian mereka dibidang pemasaran,produk, keuangan, maupun dibidang yang lain. Selain itu juga tergantung pada kemampuan mereka untuk mengkombinasi fungsi-fungsi tersebut agar organisasi dapat berjalan lancar. Kemudian, apa yang dimaksud dengan pemasaran itu ?
               
           William J. S tanton menyatakan bahwa :
pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang tujuannya untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.
           Menurut Philip Kotler dan Amstrong menyatakan bahwa :
pemasaran adalah sebagai suatu proses sosial dan managerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain.
Jadi, kita meninjau pemasaran suatu sistem dari kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan, ditinjau untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa kepada kelompok pembeli.
B.     Pengertian Manajemen Pemasaran
            pada pokoknya, manajemen itu terdiri atas perancangan dan pelaksanaan rencana-rencana. Fungsi yang pertama yang harus dilakukan oleh seorang manajer adalah fungsi perencanaan. Untuk membuat perencanaan jangka panjang, ia harus menyediakan banyak waktu. Oleh karena itu, ia harus mendelegasikan keputusan-keputusannya yang rutin dilakukan setiap hari kepada para bawahan. Bagi perusahaan yang penjualannya sangat berfluktuasi harus lebih matang dalam membuat rencananya.
           Jadi, secara umum itu mempunyai tiga tugas pokok (lihat gambar 1-1), yaitu :
1.      Memepersiapkan rencana atau strategi umum bagi perusahaan.
2.      Melaksanakan rencana tersebut.
3.      Mengadakan evaluasi, menganalisa dan mengawasi rencana tersebut dalam operasinya.



Gambar 1-1
Tugas Pokok Manajer
 











             
            Kemudian sekarang, apa yang dimaksud dengan manajemen pemasaran ? istilah manajemen pemasaran yang akan kita bahas diambil dari istilah yang dikemukakan oleh Philip Kotler. Adapun definisi manejemen pemasaran yang dikemukakan oleh Kolter tersebut adalah sebagai berikut :
Manajemen pemasaran adalah penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan program-program yang ditujukan untuk mengadakan pertukaran dengan pasar yang dituju dengan maksut untuk mencapai tujuan organisasi. Hal ini sangat bergantung pada penawaran organisasi dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar tersebut serta menentukan harga, mengadakan komunikasi, dan distribusi yang efektif untuk memberitahu, mendorong, serta melayani pasar.
Jadi, dalam fungsi manajemen tersebut termasuk penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan atau penerapan, serta pengawasannya.tahap perencanaannya khususnya, merupakan tahap yang sangat menetukan terhadap kelangsungan dan sukses organisasi. Proses perencanaan merupakan suatu proses yang selalu memandang kedepan atau kemungkinan-kemungkinan yang akan datang termasuk disini adalah pengembangan program, kebijaksanaan, dan prosedur untuk mencapai tujuan-tujuan pemasaran.


C.   Konsep Pemasaran
                Konsep-konsep inti pemasaran meluputi: kebutuhan, keinginan, permintaan, produksi, utilitas, nilai dan kepuasan; pertukaran, transaksi dan hubungan pasar, pemasaran dan pasar. Kita dapat membedakan antara kebutuhan, keinginan dan permintaan. Kebutuhan adalah suatu keadaan dirasakannya ketiadaan kepuasan dasar tertentu. Keinginan adalah kehendak yang kuat akan pemuas yang spesifik terhadap kebutuhan-kebutuhan yang lebih mendalam. Sedangkan Permintaan adalah keinginan akan produk yang spesifik yang didukung dengan kemampuan dan kesediaan untuk membelinya.
                 Dalam pemasaran, sebenarnya terdapat juga penyesuaian dan koordinasi antara produk, harga, saluran distribusi, dan promosi untuk menciptakan hubungan pertukaran yang kuat dengan langganan. Jadi, harga harus sesuai dengan kualitas produk; saluran distribusi harus sesuai dengan harga dan kualitas produk; dan promosi harus sesuai dengan saluran, harga, dan kualitas produk. Usaha-usaha tersebut perlu juga dikoordinasikan dengan waktu dan tempat.
Jadi secara definitif dapatlah dikatakan bahwa :

Konsep pemasaran adalah adalah sebuah falsafah bisnis yang yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan.

             Sekarang, konsep pemasaran ini sudah mengalami perkembangan bersamaan dengan semakin majunya masyarakat dan teknilogi. Kalau perusahaan ingin berhasil dan dapat hidup terus, ia harus dapat menanggapi cara-cara atau kebiasaan-kebiasaan dalam masyarakatnya. Faktor-faktor ekstern seperti ekologi, politik, hukum, ekonomi, dan sebagainya yang dapat memepengaruhi pemasaran perusahaaan. Faktor ketidak-puasan konsumen juga termasuk didalamnya. Adapun sebab-sebab timbulnya ketidak-puasan konsumen tersebut karena tidak terpenuhinya harapan mereka. Jadi, perusahaan tidak lagi berorientasi kepada pembeli saja, tetapi berorientasi kepada masyarakat dan manusia. Karena perusahaan berusaha memberikan kemakmurankepada konsumen dan masyarakat untuk jangka panjang, maka konsep seperti ini disebut KONSEP PEMASARAN MASYARAKAT (Sosietal marketing concept ) atau konsep pemasaran baru.



D.  Sistem Pemasaran
              Seperti halnya dengan sistem-sistem yang lain, dalam sisitem pemasaran ini juga terdapat faktor yang saling tergantungan dan saling berinteraksi satu sama lain. Faktor-faktor tersebut adalah :
·         Organisasi yang melakukan tugas-tugas pemasaran.
·         Sesuatu (barang, ide, jasa, orang) yang sedang dipasarkan.
·         Para perentara yang membantu pertukaran (arus) antara organisasi pemasaran dan pasarnya. Mereka ini adalah pengecer, pedagang besar, agen pengangkutan, lembaga keuangan, dan sebagainya.
·         Faktor-faktor lungkungan, seperti faktor demografi, kondisi perekonomian, faktor sosial dan kebudayaan, kekuatan politik dan hukum, teknologi, dan persaingan.
Dengan adanya kelima faktor tersebut, maka sistem pemasaran dapat didefinisikan sebagai berikut :
Sistem pemasaran adalah kumpulan lembaga-lembaga yang melakukan tugas-tugas pemasaran, barang, jasa, ide, orang dan faktor-faktor lingkungan yang saling memberikan pengaruh, dan membentuk serta mempengaruhi hubungan perusahaan dengan pasarnya.
Dari uraian diatas  dapat kita mengetahui bahwa sistem pemasaran itu sangat kompleks, dan menjadi semakin kompleks lagi dengan masuknya faktor resiko dan faktor ketidak pastian. Oleh karena itu pendekatan sistem dipakai sebagai metode untuk mengadakan penyesuaian terhadap sifat yang kompleks, kondisi resiko, serta ketidak-pastian tersebut.










Bab 111 Penutup
A.  Kesimpulan
dari uraian diatas kita sama-sama dapat mengetahui bahwa banyak sekali metode atau jalan dalam manajemen pemasaran tersebut,. Tapi, perlu kita garis bawahi bahwa fungsi atau mamfaat manajemen pemasaran itu adalah untuk menembangkan suatu produk atau barang, yang mana nanti dapat dikenal oleh konsumen ,sehingga barang itu terjual dan menghasilkan laba bagi perusahaan, dan ini juga menjadi syarat bagi suatu perusahaan jika ingin perusahaannya itu terus berjalan dan berkembang. Jadi kita harus pintar-pintar mengatur strategi dan keahlian untuk membaca situasi yang ada baik di dalam lingkungan luar dan terlebih dahulu didaerah lungkungan sekitarnya. Jika semua ini dapat kita kuasai maka akan tercipta suatu keberhasilan dan keberlangsungn suatu perusahaan untuk mengem bangkan produknya yang baru.




























Daftar pustaka
Drs. Basu Swastha Dh., M.B.A. dkk. Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta : PT Liberty Offset,2008.

Kamis, 09 Mei 2013

pungsi kepemimpinan dalam manajemen



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Tidak hanya lingkungan yang perlu dikelola dengan baik, kehidupan sosial manusi pun perlu dikelola dengan baik. Untuk itulah dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya yang berjiwa pemimpin, paling tidak untuk memimpin dirinya sendiri.Dengan berjiwa pemimpin manusia akan dapat mengelola diri, kelompok dan lingkungannya dengan baik. Khususnya penanggulan masalah. Disinilah dituntut kearifan seorang pemimpin dalam mengambil keputusan dengan baik
Dalam kenyatannya para pemimpin dapat mempengaruhi moral dak kepuasan kerja, keamanan, kualitas kehidupan kerja dan tingkat prestasi suatu organisasi. Para pemimpin juga memainkan peranan kritis dalam membantu kelompok atau masyarakat untuk mencapai suatu tujuan bersama.Bagaimanapun juga, kemampuan dan keterampilan kepemimpinan dalam pengarahan adalah factor penting efektisitas manajer. Bila organisasi dapat mengidentifikasikan kualitas-kualitas yang berhubungan dengan kepemimpinan, kemampuan untuik menyeleksi pemimpin-pemimpin efektif akan meningkat.
B.     Rumusan Masalah
1.      Pengertian kepemimpinan
2.      Tugas seorang pemimpin
3.      Fungsi kepemimpinan
4.      Gaya kepemimpinan
5.      Teori-teori kepemimpinan

C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian kepemimpinan
2.      Untuk mengetahui fungsi kepemimpinan
3.      Untuk mengetahui gaya kepemimpinan
4.      Untuk mengetahui teori-teori kepemimpinan





BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian
Definisi kepemimpinan menurut para ahli ( dalam situs http://belajarpsikologi.com/pengertian-kepemimpinan-menurut-para-ahli/#ixzz1ijX4CPTU ) sebagai berikut :
1.      George R. Terry
Kepemimpinan adalah hubungan yang ada dalam diri seseorang atau pemimpin, mempengaruhi orang lain untuk bekerja secara sadar dalam hubungan tugas untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
2.      Ordway Tead 
Kepemimpinan sebagai perpaduan perangai yang memungkinkan seseorang mampu mendorong pihak lain menyelesaikan tugasnya.
3.      Rauch & Behling
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktifitas-aktifitas sebuah kelompok yang diorganisasi ke arah pencapaian tujuan.
4.      Katz & Kahn
Kepemimpinan adalah peningkatan pengaruh sedikit demi sedikit pada, dan berada diatas kepatuhan mekanis terhadap pengarahan-pengarahan rutin organisasi.
5.      Hemhill & Coon
Kepemimpinan adalah perilaku dari seorang individu yang memimpin aktifitas-aktifitas suatu kelompok kesuatu tujuan yang ingin dicapai bersama (shared goal).
6.      Menurut Stoner
kepemimpinan manajerial dapat didefinisikan sebagi suatu prosesw pengarahan dan pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari sekelompok anggota yang saling berhubungan tugasnya. Ada 3 impilkasi penting dari 3 definisi tersebut :
a.       Kepemimpinan menyangkut orang lain- bawahan atau pengikut, para anggota kelompok membantu menentukan status kedudukan pemimpin dan membuat proses kepemimpina dapat berjalan. Tanpa bawahan, semua kualitas kepemimpinan seorang manajer akan menjadi tidak relevan.
b.      Kepemimpian menyangkut suatu pembagian kekuasaan yang tidak seimbang diantara para pemimpin dan anggota kelompok. Para pemimpin mempunyai wewenang untuk mengarahkan berbagai kegiatan para anggota kelompok, tetapi para anggota kelompok tidak dapat mengarahkan kegiatan-kegiatan pemimpin secara langsung, meskipum dapat juga memulai sejumlah cara tidak langsung.
c.       Selain dapat memberikan pengarahan kepada bawahan atau pengikut, pemimpin juga dapat menggunakan pengaruh. Dengan kata lain, para pemimpin tidak hanya dapat memerintah bawahan apa yang harus dilakukan tetapi juga dapat mempengaruhi bagaimana bawahan melaksanakan perintahnya, sebagai contoh, seorang manajer dapat mengarahkan seorang bawahan untuk melaksanakan suatu tugas tertentu, tetapi dia dapat juga mempengaruhi bawahan dalam menetukan cara bagaimana tugas itu dilaksanakan dengan tepat.
Jadi kesimpulannya kepemimpinan merupakan kemampuan yang di punyai seseorang untuk mempengarui orang orang lain agar pekerja mencapai tujuan dan sasaran. Kepemamimpinan juga bagian penting dari manajemen, tetapi tidak sama dengan manajemen. Manajemen mencakup kepemimpinan tetapi juga mencakup fungsi fungsi lain seperti perencanaan, pengorganisasian dan pengawasan.
B.     Tugas Pemimpin
Tugas seorang pemimpin yaitu :
1.      Managerial cycle adalah siklus “ pengambilan keputusan, perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengendalian, penilaian dan pelaporan. Dengan demikian tugas – tugas manajer adalah siklus yang berulang – ulang mulai dari pengambilan keputusan menerima laporan.
2.      Memotivasi, artinya seorang manajer harus dapat mendorong para bawahannya untuk bekerja giat dan membina bawahan dengan baik, sehingga tercipta suasana kerja yang baik dan harmonis.
3.      Manajer harus berusaha memenuhi kebutuhan – kebutuhan para bawahannya, supaya loyalitas dan partisipasinya meningkat.
4.      Manajer harus dapat menciptakan kondisi yang akan membantu bawahannya mendapat kepuasan dalam pekerjaannya.
5.      Manajer harus berusaha agar para bawahannya bersedia memikul tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas – tugasnya dengan baik.
6.      Manajer harus bisa berusaha membina bawahannya, agar dapat bekerja efektif dan efisien.
7.      Manajer harus membenahi fungsi – fungsi fundamental manajemen secara baik.
8.      Manajer harus mewakili dan membina hubungan yang harmonis dari pihak – pihak luar.
9.      Manajer harus bertanggung jawab atas keselamatan kerja para bawahannya selama melakukan pekerjaan.
10.  Manajer harus mengadakan pembagian pekerjaan dan mengkordinasi tugas – tugas supaya terintegrasi kepada tugas – tugas yang diinginkan.
11.  Manajer harus bersedia menjadi penanggung jawab terakhir mengenai hasil yang dicapai dari proses manajemen itu.

C.    Fungsi Kepemimpinan
1.      Fungsi Perencanaan
Seorang pemimpin perlu membuat perencanaan yang menyeluruh bagi organisasi dan bagi diri sendiri selaku penanggung jawab tercapainya tujuan organisasi. Manfaat manfaat tersebut antara lain :
a.       Perencanaan merupakan hasil pemikiran dan analisa situasi dalam pekerjaanuntuk memutuskan apa yang akan dilakukan
b.      Perencanaan berarti pemikiran jauh ke depan disertai keputusan –keputusan yang berdasarkan atas fakta – fakta yang diketahui
c.       Perencanaan berarti proyeksi atau penempatan diri ke situasi pekerjaan yang akan dilakukan dan tujuan atau target yang akan dicapai.
2.      Fungsi memandang ke depan
Seorang pemimpin yang senantiasa memandang ke depan berarti akan mampu mendorong apa yang akan terjadi serta selalu waspada terhadap kemungkinan. Hal ini memberikan jaminan bahwa jalannya proses pekerjaan ke arah yang dituju akan dapat berlangusng terus menerus tanpa mengalami hambatan dan penyimpangan yang merugikan.
3.      Fungsi pengembangan loyalitas
Pengembangan kesetiaan ini tidak saja diantara pengikut, tetapi juga unutk para pemimpin tingkat rendah dan menengah dalam organisai. Untuk mencapai kesetiaan ini, seseorang pemimpin sendiri harus memberi teladan baik dalam pemikiran, kata-kata, maupun tingkah laku sehari – hari yang menunjukkan kepada anak buahnya pemimpin sendiri tidak pernah mengingkari dan menyeleweng dari loyalitas segala sesuatu tidak akan dapat berjalan sebagaimana mestinya.
4.      Fungsi Pengawasan
Fungsi pengawasan merupakan fungsi pemimpin untuk senantiasa meneliti kemampuan pelaksanaan rencana. Dengan adanya pengawasan maka hambatan – hambatan dapat segera diketemukan, untuk dipecahkan sehingga semua kegiatan kembali berlangsung menurut rel yang elah ditetapkan dalam rencana .

5.      Fungsi mengambil keputusan
Pengambilan keputusan merupakan fungsi kepemimpinan yang tidak mudah dilakukan. Oleh sebab itu banyak pemimpin yang menunda untuk melakukan pengambilan keputusan. Bahkan ada pemimpin yang kurang berani mengambil keputusan.
6.      Fungsi memberi motivasi
Seorang pemipin perlu selalu bersikap penuh perhatian terhadap anak buahnya. Pemimpin harus dapat memberi semangat, membesarkan hati, mempengaruhi anak buahnya agar rajinbekerja dan menunjukkan prestasi yang baik terhadap organisasi yang dipimpinnya. Pemberian anugerah yang berupa ganjaran, hadiah, piujian atau ucapan terima kasih sangat diperlukan oleh anak buah sebab mereka merasa bahwa hasil jerih payahnya diperhatikan dan dihargai oleh pemimpinnya.
Di lain pihak, seorang pemimpin harus berani dan mampu mengambil tindakan terhadap anak buahnya yang menyeleweng, yang malas dan yang telah berbuat salah sehingga merugikan organisasi, dengan jalan memberi celaan, teguran, dan hukuman yang setimpal dengan kesalahannya.
Menurut William R. Lassey dalam bukunya Dimension of Leadership, menyebutkan dua macam fungsi kepemimpinan, yaitu kepemimpinan, yaitu :
1.      Fungsi menjalankan tugas
Fungsi ini harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Yang tergolong fungsi ini adalah
a.       Kegiatan berinisiatif, antara lain usul pemecahan masalah, menyarankan gagasan – gagasan baru, dan sebagainya.
b.      Mencari informasi, antara lain mencari klasifikasi terhadap usul – usul atau saran serta mencari tambahan informasi yang diperlukan.
c.       Menyampaikan data atau informasi yang sekiranya ada kaitannya dengan pengalamannya sendiri dalam menghadapi masalah yang serupa
d.      Menyampaikan pendapat atau penilaian atas saran – saran yang diterima.
e.       Memeberikan penjelasan dengan contoh – contoh yang lebih dapat mengembangkan pengertian.
f.       Menunjukkan kaitan antara berbagai gagasan atau saran-saran dan mencoba mengusulkan rangkuman gagasan atau saran menjadi satu kesatuan.
g.      Merangkum gagasan-gagasan yang ada kaitannya satu sama lain menjadi satu dan mengungkapkan kembali gagasan tersebut setelah didiskusikan dalam kelompok.
h.      Menguji apakah gagasan-gagasan tersebut dapat dilaksanakan dan menilai keputusan-keputusan yang akan dilaksanakan.
i.        Membandingkan keputusan kelompok dengan standar yang telah ditetapkan dan mengukur pelaksanaannya dengan tujuan yangb telah ditetapkan.
j.        Menentukan sumber-sumber kesulitan, menyiapkan langkah-langkah selanjutnya yang diperlukan, dan mengatasi rintangan yang dihadapi untuk mencapai kemajuan yang diharapkan.
2. Fungsi pemeliharaan.
Fungsi ini mengusahakan kepuasan, baik bagi pemeliharaan dan pengembangan kelompok untuk kelangsungan hidupnya. Yang termasuk fungsi ini antara lain :
a.       Bersikap ramah, hangat dan tanggap terhadap orang lain, mau dan dapat memujiorang lain atau idenya, serta dapat menerima dan menyetujui sumbangan fikiran orang lain.
b.      Mengusahakan kepada kelompok, mengusahakan setiap anggota berbicara dengan waktu yang dibatasi, sehingga anggota kelompok lain berkesempatan untuk mendengar.
c.       Menentukan penggunaan standar dalam pemilihan isi, prosedur dan penilaian keputusan serta mengingatkan kelompok untuk meniadakan keputusann yang bertentangan dengan pedoman kelompok.
d.      Mengikuti keputusan kelompok, menerima ide orang lain, bersikap sebagai pengikut/pendengar sewaktu kelompok sedang berdiskusi dan mengambil keputusan.
e.       Menyelesaikan perbedaan-perbedaan pendapat dan bertindak sebagai penengah untuk mengkompirmasikan pemecahan masalah.
Disamping kedua pendapat tersebut tentang fungsi kepemimpinan, pendapat lain mengemukakan bahwa fungsi kepemimpinan adalah memberikan pendapat yang terakhir mengatakan bahwa fungsi kepemimpinan adalah menciptakan struktur untuk pencapaian tujuan, mempertahankan dan mengamankan integritas organisasi dan medamaikan perbedaan yang terjadi dalam kelompok menuju ke arah kesepakatan bersama.
D.    Gaya Kepemimpinan
Kedua fungsi kepemimpinan berhubungan dengan tugas dan pemeliharaan kelompok, yang diekspresikan dalam dua gaya kepemimpinan yang berbeda.
Dua gaya kepemimpinan tersebut adalah:
  1. Gaya dengan orientasi tugas (task-oriented)
Sebagai pemimpin mengawasi dan mengarahkan bawahan secara tertutup untuk menjamin bahwa tugas telah dilaksanakan sesuai yang diinginkan. Gaya ini lebih memperhatikan pelaksanaan pekerjaan dari pada kepuasan pribadi.

  1. Gaya dengan orientasi karyawan (employee-oriented)
Gaya ini klebih menekankan pada motivasi daripada mengawasi mereka.
Mereka mencari hubungan bersahabat, saling percaya, dan saling menghargai sesama karyawan, dan memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengambil keputusan.
E.     Teori Kepemimpinan
Kreitner (2007) menyebutkan adanya empat teori kepemimpinanyang terentang sejak tahun 1950-an sampai saat ini. Keempat teori adalah trait theory, behavioral styles theory, situational theory, dan transformational theory.
Selain empat teori tersebut, masih terdapat empat teori kepemimpinan yang secara luas dikenal dalam kepustakaan manajemen.
1.      Teori Orang-orang Besar (Great Man Theory)
Menurut teori ini seorang pemimpin besar terlahir sebagai pemimpin yang memiliki berbagai cirri-ciri individu yang sangat berbeda dengan kebanyakan manusia lainnya. Cirri-ciri tersebut mencakup karisma, intelegensia, kebijaksanaan, dan dapat menggunakan kekuasaan yang dimilikinya untuk membuat berbagai keputusan yang member dampak besar bagi manusia. Karisma sendiri menunjukkan kepribadian seseorang yang dicirikan oleh pesona pribadi, daya tarik.
2.       Teori Ciri-ciri Pemimpin (Trait Theory)
Teori ini memfokuskan perhatiannya untuk mengidentifikasi berbagai karakteristik pemimpin yang menyebabkan seseorang dapat menjalankan kepemimpinan secara efektif.
Ciri-ciri pemimpin efektif menurut Stogdill (1974) dalam Trait Theory
  1. Kecerdasan
  2. Pengetahuan dan keahlian
  3. Dominasi
  4. Rasa percaya diri
  5. Toleransi
  6. Kematangan
Berbagai ciri tersebut sangat dibutuhkan oleh pemimpin agar dapat menjalankankepemimpinannya secara efektif.
Contohnya:
Ciri pemimpin yang mampu membuat keputusan dengan cepat sangat diperlukan dalam berbagai situasi. Apabila keputusan itu lambat akan member pengaruh buruk bagi perusahaan.
3.      Teori Perilaku (Behavioral Styles Theory)
Pendekatan perilaku memusatkan pada dua aspek, yaitu fungsi-fungsi dan gaya-gaya kepemimpinan. Teori-teori dan penelitianyang paling terkenal adalah 1) Teori X dan Teori Y dari Douglas McGregor, 2) Studi Michigan oleh ahli psikologi sosial Remis Linkert, 3) Kisi-kisi Manajerial dari Blake dan Mouton, dan 4) Studi Ohio State, yang akan dibahsa satu persatu dalam bab ini.
a.      Gaya kepemimpinan demokratis (democratic leadership style)
Kepemimpinan demokratis ditandai dengan adanya suatu struktur yang pengembangannya menggunakan pendekatan pengambilan keputusan yang kooperatif. Dibawah kepemimpinan demokratis bawahan cenderung bermoral tinggi, dapat bekerja sama, mengutamakan mutu kerja dan dapat mengarahkan diri sendiri.
Menurut Robbins dan Coulter, gaya kepemimpinan demokratis mendeskripsikan pemimpin yang cenderung mengikutsertakan karyawan dalam pengambilan keputusan, mendelegasikan kekuasaan, mendorong partisipasi karyawan dalam menentukan bagaimana metode kerja dan tujuan yang ingin dicapai, dan memandang umpan balik sebagai suatu kesempatan untuk melatih karyawan.
Jerris menyatakan bahwa gaya kepemimpinan yang menghargai kemampuan karyawan untuk mendistribusikan knowledge dan kreativitas untuk meningkatkan servis, mengembangkan usaha, dan menghasilkan banyak keuntungan dapat menjadi motivator bagi karyawan dalam bekerja
Ciri-ciri gaya kepemimpinan demokratis
1)      Semua kebijaksanaan terjadi pada kelompok diskusi dan keputusan diambil dengan dorongan dan bantuan dari pemimpin.
2)      Kegiatan-kegiatan didiskusikan, langkah-langkah umum untuk tujuan kelompok dibuat, dan jika dibutuhkan petunjuk-petunjuk teknis pemimpin menyarankan dua atau lebih alternatif prosedur yang dapat dipilih.
3)      Para anggota bebas bekerja dengan siapa saja yang mereka pilih dan pembagian tugas ditentukan oleh kelompok.
Lebih lanjut ciri-ciri gaya kepemimpinan demokratis (Handoko dan Reksohadiprodjo),
1)      Lebih memperhatikan bawahan untuk mencapai tujuan organisasi.
2)      Menekankan dua hal yaitu bawahan dan tugas.
3)      Pemimpin adalah obyektif atau fact-minded dalam pujian dan kecamannya dan mencobamenjadi seorang anggota kelompok biasa dalam jiwa dan semangat tanpa melakukan banyak pekerjaan.

b.      Gaya Kepemimpinan Otoriter (Authoritarian leadership style)
Menurut Lewin, Lippitt dan White, gaya kepemimpinan yang otoriter memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1)      Semua keputusan kebijaksanaan dihasilkan oleh pemimpin.
2)      Setiap langkah aktivitas dan teknik diperintahkan oleh pemimpin satu persatu, sehingga langkah di masa depan selalu tidak menentu.
3)      Pemimpin biasanya mendiktekan tugas dan kerja lainnya untuk setiap anggota.
4)      Pemegang peran dalam memuji dan mengkritik adalah pribadi, tetapi tetap tidak aktif dalam kelompok kecuali hendak memperagakan sesuatu. Ia bisa ramah atau tidak manusiawi, tetapi tidak bersikap bermusuhan secara terbuka. 

c.       Gaya kepemimpinan laissez-fair (Laissez faire leadership style)
 hal nya tipe pemimpin yang kharistmatik ini, tipe ini tidak banyak literatur yang membahasnya. Akan tetapi tipe pemimpin ini mempunyai karakteristik utama yaitu segala sesuatu akan berjalan lancar sebgai mestinya, yang perlu dilakukan adalah mengawasi alur kegiatan organisasi sesuai dengan apa adanya.
Peranan pemimpin tipe ini adalah biasanya sebagai ‘polisi lalu lintas’ dengan anggapan bahwa anggota organisasi sudah mengetahui dan cukup dewasa untuk taat pada peraturan dan permainan yang berlaku. Dengan demikian peranan tipe pemimpin ini adalah pasif.
Sedangkan nilai-nilai yang dianut adalah bertolak pada filsafat hidup manusia yang mempunyai solidaritas, kebersamaan, kesetiaan dan ketaatan. Sehingga hal ini cukup memudahkan bagi pemimpin tipe ini untuk mengorganisir organisasinya. Dimana akan menimbulkan sikap permisif dan bertindak sesuai dengan keyakinan dan bisikan hati nuraninya asalkan kepentingan dan kebersamaan anggota organisasi tetap terjaga.
Gaya kepemimpinan oleh tipe pemimpin ini adalah:
1)      Pedelegasian wewenang terjadi secara ekstensif.
2)      Pengambilan keputusan diserahkan pada pejabat dibawahnya kecuali bilamana dibutuhkan kehadiran dan keterlibatannya.
3)      Status quo organisasional tidak terganggu.
4)      Pertumbuhan dan pengembangan kemampuan berfikir, inovatif, kreatifitas diserahkan pada pejabat dibawahnya dan anggota organisasi.
5)      Sepanjang dan selama para anggota organisasi menunjukkan perilaku dan prestasi kerja yang memadai, maka intervensi pemimpin di dalam organisasi dalam tingkat yang minimum.
1.    TEORI X DAN TEORI Y DARI McGREGOR
Strategi kepemimpinan efektif yang mempergunakan manajemen partisipatif dikemukakan oleh McGregor, dalam buku klasiknya, The Human Side of Enterprise. Buku ini mempunyai dampak besar pada para menejer, sehingga walaupun edisi pertamanya telah dipublikasikan lebih dari dua dekade, tetapi konsep-konsepnya masih dipelajari dalam program-program pengembangan manajemen saat ini. Konsep McGroger yangb paling terkenal adalah bahwa strategi kepemimpinan dipengaruhi anggapan-anggapan seorang pemimpin tentang sifat dasar manusia McGroger menyimpulkan dua kumpulan yang beranggapan saling bertentangan yang dibuat oleh para  manajer dalam industri.
Anggapan-anggapan teori X :
1)      Rata-rata pembawaan manuisa malas atau tidak menyukai pekerjaan dan akan menghaindarinya bila mungkin
2)      Karena karateristik manusia tersebut, orang harus dipaksa, diawasi, diarahkan, atau diancam dengan hukuman agar mereka menjalankan tugas untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi
3)      Rata-rata manusia ingin diarahkan, ingin menghindari tanggung jawab, mempunyai ambisi relatif kecil dan menginginkan keamanan atau jaminan hidup di atas segalanya
Anggapan-anggapan teori Y :
1)      Penggunaan usaha phisik dan mental dalam bekerja adalah kodrat manusia, seperti bermain atau istirahat
2)      Pengawasan ancaman hukuman eksternal bukanlah satu-satunya cara untuk mengarahkan usaha pencapaian tujuan organisasi
3)      Ketertarikan pada tujuan merupakan fungsi dari pengharahan yang berhubungan dengan prestasi mereka
4)      Rata-rata manusia, dalam kondisi yang layak, belajar tidak hanya untuk menerima akan tetapi untuk mencari tanggung jawab
5)      Ada kapasitas besar untuk melakukan imajinasi, kecerdikan dan kreatifitas dalam penyelesaian-penyelesaian masalah-masalah organisasi yang secara luas terbesar pada seluruh karyawan
6)      Potensi intelektual rata-rata manusia hanya digunakan sebagian saja dalam kondisi kehidupan industri moderen
Seorang pemimpin yang menganut anggapan-anggapan teori X akan cenderung menyukai gaya kepemimpinan otokratik. Sebaliknya, pemimpin yang menganut anggapan-anggapan teori Y akan lebih menyukai gtaya kepemimpinan partisipatif vatau demokratik.
2.    Sistem Manajemen dari Linkert ada 4 macam, yaitu :
a.       Sistem 1, manajer membuat semua keputuasn yang berhubungan dengan kerja dan memerintah para bawahan untuk melaksanakannya. Standar dan metode pelaksanaan juga secara kaku diterapkan oleh manajer
b.      Sistem 2, manajer tetap menentukan perintah-perintah, tetapi memberi bawahan kebebasan untuk memberikan komentar terhadap perintah-perintah tersebut, bawahan juga diberi berbagai fleksibilitas untuk melaksanakan tugas-tugas mereka dalam batas-batas dan prosedur-prosedur yang telah ditetapkan
c.       Sistem 3, manajer vmenetapkan tujuan-tujuan dan memberikan perintah-perintah setelah hal-hal itu didiskusikan terlebih dahulu dengan bawahan, dan bawahan dapat membuat keputusan-keputusan mereka sendiri tentang cara pelaksanaa tugas, semuanya ini dilakukan atas penghargaan untuk memotivasi bawahan daripada ancaman hukuman
d.      Sistem 4, sistem ini paling ideal dibandingkan dengan sistem-sistem yang lain . tujuan-tujuan ditetapkan dalam putusan-putusan kerja dibuat oleh kelompok, jadi jika manajer membuat keputuasan maka dapat dipertimbangkan oleh para bawahannya. Manajer juga memberikan bawahan perasaan dibutyhkan dan penting
3.    Kisi-kisi manajerial dari blake dan Mouton
Blake dan Mouton mengidentifikasi adanya lima gaya kepemimpinan:
  1. Gaya kepemimpinan 9,1 (9,1 style) yakni gaya kepemimpinan yang mengutamakan perhatian terhadap produksi dan menomorduakan perhatian terhadap manusia.
  2. Gaya kepemimpinan 1,9 (1,9 style) yakni gaya kepemimpinan yang mengutamakan perhatian terhadap manusia dan menomorduakan perhatian terhadap produksi.
  3. Gaya kepemimpinan 1,1 (1,1 style) yakni gaya kepemimpinan yang memiliki perhatian yang sangat kecil terhadap manusia maupun produksi.
  4. Gaya kepemimpinan 5,5 (5,5 style) yakni gaya kepemimpinan yang memberikan perhatian secara moderat, baik terhadap manusia maupun produksi.
  5. Gaya kepemimpinan 9,9 (9,9 style) Yakni gaya kepemimpinan yang memberikan perhatian yang besar, baik terhadap manusia maupun produksi.
4.    Studi Ohio State
Para peneliti Ohio State  University mengidentifikasikan dua kelompok perilaku yang mempengaruhi efektifitas kepemimpinan-struktur pemakrasaan dan pertimbangan. Faktor “ consideration “ menggambarkan hubungan yang hangat antara seorang atasan dengan bawahan, adanya saling percaya, kekeluargaan dan penghargaan terhadap gagasan bawahan, “ Initiating structure “ menjelaskan bahwa seorang pemimpin itu mengatur dan menentukan pola organisasi, saluran komunikasi, strujtur peran dalam mencapai tujuan organisasi dan cara pelaksanaannya.
Mereka menemukan bahwa tingkat perputaran karyawan adalah paling rendah dan kepuasan karyawan tertinggi dibawah pemimpin yang tingkat pertimbangannya tinggi. Sebaliknya, pemimpin yang tingkat perputarannya tinggi maka pertimbangannya rendah dan struktur pemakrasaan tinggi menimbulkan banyak keluhan dan tingkat perputaran karyawan yang tinggi
Para peneliti juga mengemukakan bahwa penilaian bawahan terhadap efektifitas pemimpin tidak tergantung pada gaya tertentu tetapi pada situasi dimana gaya tersebut digunakan. Di lain pihak, komandan Angkatan Udara dengan pertimbanagn tinggi dinilai kurang efektif divanding komandan dengan orientasi- tugas.
4.      Teori Situasional (Situational Theory)
Pendekatan situasional-contingency menggambarkan bahwa gaya yang digunakan adalah bergantung pada faktor-faktor situasi, karyawan, tugas, organisasi dan variabel-variabel lingkungan lainnya. Teori-teori yang terkenal yaitu:
a.       Rangkaian kesatuan kepemimpinan dari Tannembaum dan Schmidt
b.      Teori “contingency” dari Fiedler
c.       Teori siklus-kehidupan dari Hersey dan Blanchard.
Rangkaian Kesatuan Kepemimpinan Tannembaum dan Schimdt
Mereka mengemukakan bahwa manajer harus mempertimbangkan tiga kumpulan “kekuatan” sebelum melakukan pemilihan gaya kepemimpinan, yaitu :
Kekuatan-kekuatan dalam diri manajer. Yang mencakup 1) sistem nilai, 2) Kepercayaan terhadap bawahan, 3) kecendurungan kepemimpinannya sendiri, dan 4) perasaan aman dan tidak aman.
Kekuatan-kekuatan dalam diri para bawahan, meliputi 1) kebutuhanh mereka akan kebebasan, 2) kebutuahn mereka akan peningkatan tanggug jawab, 3) apakah mereka tertarik dalam dan mempunyai keahlian untuk penanganan masalah, dan 4) harapan mereka mengenai keterlibatan dalam pembuatan keputuasan.
Kekuatan-kekuatan dari situasi ini mencakup 1) tipe organisasi, 2) efektifitas kelompok, 3) desakan waktu, dan 4) sifat masalah itu sendiri.
Teori “Contingency” dari fiedler
Suatu teori kepemimpinan yang kompleks dan menarik adalah contingency model of leadership effectivenss dari fred fiedler. Pada dasarnya, teori ini menyatakan bahwa efektifitas suatu kelompok atau organisasi tergantung antara kepribadian pemimpin dan situasi dimana pemimpin menguasai, mengendalikan dan mempengarui situasi, dan (2 ) derajan situasi yang menghadapkan manajer dengan ketidak pastian.  Fiedler mengidentifikasikan ketiga unsur dalam situasi kerja ini untuk membantu menentukan gaya kepemimpinan mana yang akan yang akan efektif yaitu hubungan pimpinan yang anggota, struktur tugas, dan posisi kekuasaan pemimpin yang didapatkan dari wewenang formal.
Situasi yang menguntungkan atau tidak menguntungkan apabila di kombinasikan dengan gaya kepemimpinan atau organisasi tugas yang efektif. Bila situasi yang menguntungkan atau tidak menguntungkan hanya moderat, tipe pemimpinan hubungan manusiawi atau yang toleran dengan lunak  ( “lenient”) akan sangat efektif.
Bila pemimpin mempunyai keterbatasan dalam kemampuan mereka untuk mengubah kepribadian dasar dan gaya kepemimpinannya, situasi harus diubah,seharusnya pemimpin dapat mengubah-ubah gaya-gaya kepemimpinan mereka untuk memenui persyaratan/kebutuhan situasi tertentu dan seharusnya mereka dapat belajar untuk menjadi pemimpin yang efektif.
Teori Siklus-kehidupan dari Hersey dan Blanchard
Teori kepemimpinan penting yang menggunakan pendekatan “contingency” adalah teori siklus kehidupan ( life-cycle theory )dari Paul Hersey dan Kenneth Blanchard. Teori ini sangat di pengarui oleh penelitian-penelitian kepemimpinan yang sebelumnya. Mereka menekankan bahwa penggunaan gaya adaptif oleh pemimpin tergantung pada diagnosa yang mereka buat terhadap situasi.
Konsep dasar teori siklus-kehidupan adalah bahwa strategi dan prilaku pemimpin harus situasional dan terutama pada unsur kedewasaan para pengikut. Devinisi-definisi berikut akan membantu untuk memahami teori ini.
Kedewasaan ( maturity ) adalah kapasitas/kemampuan individu atau kelompok untuk menetapkan tujuan yang tinggi tetapi dapat dicapai, keingian dan kemampuan mereka untuk mengambil tanggung jawab.
Prilaku tugas adalah  tingkat kepemimpin dimana cendrung untuk mengorganisasikan dan menentukan peran-peran para pengikut,menjelaskan kegiatan yang di laksanakan kapan, dimana,dan bagaimana tugas-tugas di selesaikan.
Prilaku hubungan, berkenan dengan hubungan pribadipemimpin dan individu atau para anggota kelompoknya ini mencakup besarnya dukungan yang disediakan oleh pemimpin dan tingkat dimana pemimpin menggunakan komonikasi antara pribadi dan prilaku pelayanan.      
5. Teori Kepemimpinan Transaksi (Transactional Leadership Theory)
Menurut teori ini karyawan akan termotivasi oleh imbalan maupun hukuman. Menurut teori ini, seorang pemimpin akan dapat menjalankan kepemimpinannya secara efektif apabila ia mampu mengembangkan struktur kerja yang jelas sehingga para manajer tersebut akan dapat merumuskan dengan tepat apa saja yang dibutuhkan oleh para bawahanagar bias melaksanakan pekerjaan dengan baik serta memberikan imbalan yang sesuai dengan kinerjanya.
6.Teori Kepemimpinan Transformasi (Transformational Leadership Theory)
Teori kepemimpinan transformasi didasari oleh hasil penelitian mengenai adanya perilaku kepemimpinan di mana para pemimpin yang kemudian di kategorikan sebagai pemimpin transformasi (Transformational Leader) yang memberikan inspirasi kepada sumber daya manusia yang lain dalam organisasi untuk mencapai sesuatu melebihi apa yang di rencanakan oleh organisasi.
Karakteristik pemimpin transformasi memiliki perbedaan dengan pemimpin transaksi, yaitu pemimpin transaksi biasanya mengarahkan sumber daya manusia untuk mencapai sesuatu sesuai dengan rencana dan lebih mengandalkan kepemimpinannya kepada kekuasaan legitimasi atau otoritas formal.



BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Kepemimpinan merupakan kemampuan yang di punyai seseoarang untuk mempengarui orang orang lain agar pekerja mencapai tujuan dan sasaran. Kepemamimpinan juga bagian penting dari manajemen, tetapi tidak sama dengan manajemen. Manajemen mencakup kepemimpinan tetapi juga mencakup fungsi fungsi lain seperti perencanaan, pengorganisasian dan pengawasan.
Tugas seorang pemimpin yaitu : Manajer harus berusaha memenuhi kebutuhan – kebutuhan para bawahannya, supaya loyalitas dan partisipasinya meningkat.
Fungsi Pemimpin ada beberapa macam, yaitu :
1.      Fungsi Perencanaan
2.      Fungsi memandang ke depan
3.      Fungsi pengembangan loyalitas
4.      Fungsi Pengawasan
5.      Fungsi mengambil keputusan
6.      Fungsi memberi motivasi
7.      Fungsi menjalankan tugas
8.      Fungsi pemeliharaan.
Gaya Kepemimpinan ada dua macam, yaitu :
1.      Gaya dengan orientasi tugas (task-oriented)
2.      Gaya dengan orientasi karyawan (employee-oriented)

Teori Kepemimpinan ada beberapa macam, yaitu :
1.      Teori Orang-orang Besar (Great Man Theory)
2.      Teori Ciri-ciri Pemimpin (Trait Theory) Teori Perilaku (Behavioral Styles Theory)
3.      Teori Situasional (Situational Theory)
4.      Teori Kepemimpinan Transaksi (Transactional Leadership Theory)
5.      Teori Kepemimpinan Transformasi (Transformational Leadership Theory)



DAFTAR PUSTAKA

Solihin Ismail. Pengantar Manajemen, Yogyakarta : Erlangga, 2009
Handoko, T.Hani.1984.Manajemen.Yogyakarta:BPFE
http://bsriwidodo.wordpress.com/tag/kepemimpinan-otoriter/ (di unduh pada tanggal 28 Januari 2013 pukul 20.10 )
 http://wientarq5.wordpress.com/2011/05/25/fungsi-fungsi-kepemimpinan/(di unduh pada tanggal 28 Januari 2013 pukul 20.13 )
 http://www.scribd.com/doc/76552541/Tipe-tipe-Kepemimpinan(di unduh pada tanggal 28 Januari 2013 pukul 20.15 )
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/10/macam-gaya-kepemimpinan-kepemimpinan.html (di unduh pada tanggal 28 Januari 2013 pukul 20.20 )
http://weblogask.blogspot.com/2012/10/gaya-kepemimpinan-demokratis.html(di unduh pada tanggal 28 Januari 2013 pukul 20.30 )