BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Tidak hanya
lingkungan yang perlu dikelola dengan baik, kehidupan sosial manusi pun perlu
dikelola dengan baik. Untuk itulah dibutuhkan sumber daya manusia yang
berkualitas. Sumber daya yang berjiwa pemimpin, paling tidak untuk memimpin
dirinya sendiri.Dengan berjiwa pemimpin manusia akan dapat mengelola diri,
kelompok dan lingkungannya dengan baik. Khususnya penanggulan masalah.
Disinilah dituntut kearifan seorang pemimpin dalam mengambil keputusan dengan
baik
Dalam kenyatannya para pemimpin dapat mempengaruhi moral dak
kepuasan kerja, keamanan, kualitas kehidupan kerja dan tingkat prestasi suatu
organisasi. Para pemimpin juga memainkan peranan kritis dalam membantu kelompok
atau masyarakat untuk mencapai suatu tujuan bersama.Bagaimanapun juga,
kemampuan dan keterampilan kepemimpinan dalam pengarahan adalah factor penting
efektisitas manajer. Bila organisasi dapat mengidentifikasikan
kualitas-kualitas yang berhubungan dengan kepemimpinan, kemampuan untuik
menyeleksi pemimpin-pemimpin efektif akan meningkat.
B.
Rumusan Masalah
1.
Pengertian kepemimpinan
2.
Tugas seorang pemimpin
3.
Fungsi kepemimpinan
4.
Gaya kepemimpinan
5.
Teori-teori kepemimpinan
C.
Tujuan
1.
Untuk mengetahui pengertian kepemimpinan
2.
Untuk mengetahui fungsi kepemimpinan
3.
Untuk mengetahui gaya kepemimpinan
4.
Untuk mengetahui teori-teori kepemimpinan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
1.
George R. Terry
Kepemimpinan adalah hubungan yang ada dalam
diri seseorang atau pemimpin, mempengaruhi orang lain untuk bekerja secara
sadar dalam hubungan tugas untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
2.
Ordway Tead
Kepemimpinan sebagai perpaduan perangai yang
memungkinkan seseorang mampu mendorong pihak lain menyelesaikan tugasnya.
3.
Rauch & Behling
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi
aktifitas-aktifitas sebuah kelompok yang diorganisasi ke arah pencapaian
tujuan.
4.
Katz & Kahn
Kepemimpinan adalah peningkatan pengaruh
sedikit demi sedikit pada, dan berada diatas kepatuhan mekanis terhadap
pengarahan-pengarahan rutin organisasi.
5.
Hemhill & Coon
Kepemimpinan adalah perilaku dari seorang
individu yang memimpin aktifitas-aktifitas suatu kelompok kesuatu tujuan yang
ingin dicapai bersama (shared goal).
6.
Menurut
Stoner
kepemimpinan
manajerial dapat didefinisikan sebagi suatu prosesw pengarahan dan pemberian
pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari sekelompok anggota yang saling berhubungan
tugasnya. Ada 3 impilkasi penting dari 3 definisi tersebut :
a.
Kepemimpinan
menyangkut orang lain- bawahan atau pengikut, para anggota kelompok membantu
menentukan status kedudukan pemimpin dan membuat proses kepemimpina dapat
berjalan. Tanpa bawahan, semua kualitas kepemimpinan seorang manajer akan
menjadi tidak relevan.
b.
Kepemimpian
menyangkut suatu pembagian kekuasaan yang tidak seimbang diantara para pemimpin
dan anggota kelompok. Para pemimpin mempunyai wewenang untuk mengarahkan
berbagai kegiatan para anggota kelompok, tetapi para anggota kelompok tidak
dapat mengarahkan kegiatan-kegiatan pemimpin secara langsung, meskipum dapat
juga memulai sejumlah cara tidak langsung.
c.
Selain
dapat memberikan pengarahan kepada bawahan atau pengikut, pemimpin juga dapat
menggunakan pengaruh. Dengan kata lain, para pemimpin tidak hanya dapat
memerintah bawahan apa yang harus dilakukan tetapi juga dapat mempengaruhi
bagaimana bawahan melaksanakan perintahnya, sebagai contoh, seorang manajer
dapat mengarahkan seorang bawahan untuk melaksanakan suatu tugas tertentu,
tetapi dia dapat juga mempengaruhi bawahan dalam menetukan cara bagaimana tugas
itu dilaksanakan dengan tepat.
Jadi kesimpulannya kepemimpinan merupakan kemampuan yang di punyai
seseorang untuk mempengarui orang orang lain agar pekerja mencapai tujuan dan
sasaran. Kepemamimpinan juga bagian penting dari manajemen, tetapi tidak sama
dengan manajemen. Manajemen mencakup kepemimpinan tetapi juga mencakup fungsi
fungsi lain seperti perencanaan, pengorganisasian dan pengawasan.
B. Tugas Pemimpin
Tugas seorang
pemimpin yaitu :
1.
Managerial cycle adalah siklus “ pengambilan
keputusan, perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengendalian, penilaian
dan pelaporan. Dengan demikian tugas – tugas manajer adalah siklus yang
berulang – ulang mulai dari pengambilan keputusan menerima laporan.
2.
Memotivasi, artinya seorang manajer harus dapat
mendorong para bawahannya untuk bekerja giat dan membina bawahan dengan baik,
sehingga tercipta suasana kerja yang baik dan harmonis.
3.
Manajer harus berusaha memenuhi kebutuhan –
kebutuhan para bawahannya, supaya loyalitas dan partisipasinya meningkat.
4.
Manajer harus dapat menciptakan kondisi yang
akan membantu bawahannya mendapat kepuasan dalam pekerjaannya.
5.
Manajer harus berusaha agar para bawahannya
bersedia memikul tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas – tugasnya dengan
baik.
6.
Manajer harus bisa berusaha membina bawahannya,
agar dapat bekerja efektif dan efisien.
7.
Manajer harus membenahi fungsi – fungsi
fundamental manajemen secara baik.
8.
Manajer harus mewakili dan membina hubungan
yang harmonis dari pihak – pihak luar.
9.
Manajer harus bertanggung jawab atas
keselamatan kerja para bawahannya selama melakukan pekerjaan.
10.
Manajer harus mengadakan pembagian pekerjaan
dan mengkordinasi tugas – tugas supaya terintegrasi kepada tugas – tugas yang
diinginkan.
11.
Manajer harus bersedia menjadi penanggung jawab
terakhir mengenai hasil yang dicapai dari proses manajemen itu.
C.
Fungsi Kepemimpinan
1.
Fungsi
Perencanaan
Seorang pemimpin perlu membuat perencanaan yang menyeluruh bagi
organisasi dan bagi diri sendiri selaku penanggung jawab tercapainya tujuan
organisasi. Manfaat manfaat tersebut antara lain :
a.
Perencanaan merupakan hasil pemikiran dan analisa situasi dalam pekerjaanuntuk memutuskan apa yang akan dilakukan
b.
Perencanaan berarti pemikiran jauh ke depan disertai keputusan –keputusan
yang berdasarkan atas fakta –
fakta yang diketahui
c.
Perencanaan berarti proyeksi atau penempatan diri ke situasi pekerjaan
yang akan dilakukan dan tujuan atau target
yang akan dicapai.
2.
Fungsi
memandang ke depan
Seorang pemimpin yang senantiasa memandang ke depan berarti akan mampu
mendorong apa yang akan terjadi serta selalu waspada terhadap kemungkinan. Hal
ini memberikan jaminan bahwa jalannya proses pekerjaan ke arah yang dituju akan
dapat berlangusng terus menerus tanpa mengalami hambatan dan penyimpangan yang
merugikan.
3.
Fungsi
pengembangan loyalitas
Pengembangan kesetiaan ini tidak saja diantara
pengikut, tetapi juga unutk para pemimpin tingkat rendah dan menengah dalam
organisai. Untuk mencapai kesetiaan ini, seseorang pemimpin sendiri harus
memberi teladan baik dalam pemikiran, kata-kata, maupun tingkah laku sehari –
hari yang menunjukkan kepada anak buahnya pemimpin sendiri tidak pernah
mengingkari dan menyeleweng dari loyalitas segala sesuatu tidak akan dapat
berjalan sebagaimana mestinya.
4.
Fungsi
Pengawasan
Fungsi pengawasan merupakan fungsi pemimpin
untuk senantiasa meneliti kemampuan pelaksanaan rencana. Dengan adanya
pengawasan maka hambatan – hambatan dapat segera diketemukan, untuk dipecahkan
sehingga semua kegiatan kembali berlangsung menurut rel yang elah ditetapkan dalam rencana .
5.
Fungsi
mengambil keputusan
Pengambilan keputusan merupakan fungsi kepemimpinan yang tidak mudah
dilakukan. Oleh sebab itu banyak pemimpin yang menunda untuk melakukan
pengambilan keputusan. Bahkan ada pemimpin yang kurang berani mengambil
keputusan.
6.
Fungsi
memberi motivasi
Seorang pemipin perlu selalu bersikap penuh
perhatian terhadap anak buahnya. Pemimpin harus dapat memberi semangat,
membesarkan hati, mempengaruhi anak buahnya agar rajinbekerja dan menunjukkan
prestasi yang baik terhadap organisasi yang dipimpinnya. Pemberian anugerah
yang berupa ganjaran, hadiah, piujian atau ucapan terima kasih sangat
diperlukan oleh anak buah sebab mereka merasa bahwa hasil jerih payahnya
diperhatikan dan dihargai oleh pemimpinnya.
Di lain pihak, seorang pemimpin harus berani
dan mampu mengambil tindakan terhadap anak buahnya yang menyeleweng, yang malas
dan yang telah berbuat salah sehingga merugikan organisasi, dengan jalan
memberi celaan, teguran, dan hukuman yang setimpal dengan kesalahannya.
Menurut William R. Lassey dalam bukunya Dimension of Leadership,
menyebutkan dua macam fungsi kepemimpinan,
yaitu kepemimpinan, yaitu :
1.
Fungsi
menjalankan tugas
Fungsi ini harus dilakukan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Yang tergolong fungsi
ini adalah
a.
Kegiatan berinisiatif, antara lain usul pemecahan masalah, menyarankan gagasan – gagasan baru, dan sebagainya.
b.
Mencari informasi, antara lain mencari klasifikasi terhadap usul –
usul atau saran serta mencari tambahan informasi yang diperlukan.
c.
Menyampaikan data atau informasi yang sekiranya ada kaitannya dengan
pengalamannya sendiri dalam menghadapi
masalah yang serupa
d.
Menyampaikan pendapat atau penilaian atas
saran – saran yang diterima.
e.
Memeberikan penjelasan dengan contoh – contoh yang lebih dapat mengembangkan pengertian.
f.
Menunjukkan kaitan antara berbagai gagasan atau saran-saran dan mencoba mengusulkan rangkuman gagasan atau saran
menjadi satu kesatuan.
g.
Merangkum gagasan-gagasan yang ada kaitannya satu sama lain menjadi satu dan mengungkapkan kembali gagasan tersebut setelah
didiskusikan dalam kelompok.
h.
Menguji apakah gagasan-gagasan tersebut dapat dilaksanakan dan menilai
keputusan-keputusan yang akan dilaksanakan.
i.
Membandingkan keputusan kelompok dengan standar yang telah ditetapkan
dan mengukur pelaksanaannya dengan
tujuan yangb telah ditetapkan.
j.
Menentukan sumber-sumber kesulitan, menyiapkan langkah-langkah
selanjutnya yang diperlukan, dan mengatasi rintangan yang dihadapi untuk mencapai
kemajuan yang diharapkan.
2. Fungsi pemeliharaan.
Fungsi ini mengusahakan kepuasan, baik bagi pemeliharaan dan
pengembangan kelompok untuk kelangsungan hidupnya. Yang termasuk fungsi ini antara lain :
a.
Bersikap ramah, hangat dan tanggap terhadap orang lain, mau dan dapat
memujiorang lain atau idenya, serta dapat menerima dan menyetujui sumbangan fikiran orang lain.
b.
Mengusahakan kepada kelompok, mengusahakan setiap anggota berbicara
dengan waktu yang dibatasi, sehingga anggota kelompok lain berkesempatan untuk mendengar.
c.
Menentukan penggunaan standar dalam pemilihan isi, prosedur dan
penilaian keputusan serta mengingatkan kelompok untuk meniadakan keputusann
yang bertentangan dengan pedoman kelompok.
d.
Mengikuti keputusan kelompok, menerima ide orang lain, bersikap
sebagai pengikut/pendengar sewaktu kelompok sedang berdiskusi dan mengambil keputusan.
e.
Menyelesaikan perbedaan-perbedaan pendapat dan bertindak sebagai
penengah untuk mengkompirmasikan
pemecahan masalah.
Disamping kedua pendapat tersebut tentang fungsi
kepemimpinan, pendapat lain mengemukakan bahwa fungsi kepemimpinan adalah
memberikan pendapat yang terakhir mengatakan bahwa fungsi kepemimpinan adalah
menciptakan struktur untuk pencapaian tujuan, mempertahankan dan mengamankan
integritas organisasi dan medamaikan perbedaan yang terjadi dalam kelompok
menuju ke arah kesepakatan bersama.
D.
Gaya Kepemimpinan
Kedua fungsi
kepemimpinan berhubungan dengan tugas dan pemeliharaan kelompok, yang
diekspresikan dalam dua gaya kepemimpinan yang berbeda.
Dua gaya
kepemimpinan tersebut adalah:
- Gaya dengan orientasi tugas
(task-oriented)
Sebagai pemimpin
mengawasi dan mengarahkan bawahan secara tertutup untuk menjamin bahwa tugas
telah dilaksanakan sesuai yang diinginkan. Gaya ini lebih memperhatikan
pelaksanaan pekerjaan dari pada kepuasan pribadi.
- Gaya dengan orientasi karyawan
(employee-oriented)
Gaya ini klebih
menekankan pada motivasi daripada mengawasi mereka.
Mereka mencari
hubungan bersahabat, saling percaya, dan saling menghargai sesama karyawan, dan
memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengambil keputusan.
E.
Teori
Kepemimpinan
Kreitner (2007)
menyebutkan adanya empat teori kepemimpinanyang terentang sejak tahun 1950-an
sampai saat ini. Keempat teori adalah trait theory, behavioral styles theory,
situational theory, dan transformational theory.
Selain empat teori
tersebut, masih terdapat empat teori kepemimpinan yang secara luas dikenal
dalam kepustakaan manajemen.
1. Teori Orang-orang Besar (Great Man Theory)
Menurut teori ini
seorang pemimpin besar terlahir sebagai pemimpin yang memiliki berbagai
cirri-ciri individu yang sangat berbeda dengan kebanyakan manusia lainnya.
Cirri-ciri tersebut mencakup karisma, intelegensia, kebijaksanaan, dan dapat
menggunakan kekuasaan yang dimilikinya untuk membuat berbagai keputusan yang
member dampak besar bagi manusia. Karisma sendiri menunjukkan kepribadian
seseorang yang dicirikan oleh pesona pribadi, daya tarik.
2. Teori
Ciri-ciri Pemimpin (Trait Theory)
Teori ini
memfokuskan perhatiannya untuk mengidentifikasi berbagai karakteristik pemimpin
yang menyebabkan seseorang dapat menjalankan kepemimpinan secara efektif.
Ciri-ciri pemimpin
efektif menurut Stogdill (1974) dalam Trait Theory
- Kecerdasan
- Pengetahuan dan keahlian
- Dominasi
- Rasa percaya diri
- Toleransi
- Kematangan
Berbagai ciri
tersebut sangat dibutuhkan oleh pemimpin agar dapat menjalankankepemimpinannya
secara efektif.
Contohnya:
Ciri pemimpin yang
mampu membuat keputusan dengan cepat sangat diperlukan dalam berbagai situasi.
Apabila keputusan itu lambat akan member pengaruh buruk bagi perusahaan.
3. Teori Perilaku (Behavioral Styles Theory)
Pendekatan
perilaku memusatkan pada dua aspek, yaitu fungsi-fungsi dan gaya-gaya
kepemimpinan. Teori-teori dan penelitianyang paling terkenal adalah 1) Teori X
dan Teori Y dari Douglas McGregor, 2) Studi Michigan oleh ahli psikologi sosial
Remis Linkert, 3) Kisi-kisi Manajerial dari Blake dan Mouton, dan 4) Studi Ohio
State, yang akan dibahsa satu persatu dalam bab ini.
a.
Gaya
kepemimpinan demokratis (democratic leadership style)
Kepemimpinan
demokratis ditandai dengan adanya suatu struktur yang pengembangannya
menggunakan pendekatan pengambilan keputusan yang kooperatif. Dibawah
kepemimpinan demokratis bawahan cenderung bermoral tinggi, dapat bekerja sama,
mengutamakan mutu kerja dan dapat mengarahkan diri sendiri.
Menurut Robbins dan
Coulter, gaya kepemimpinan demokratis mendeskripsikan pemimpin yang cenderung
mengikutsertakan karyawan dalam pengambilan keputusan, mendelegasikan
kekuasaan, mendorong partisipasi karyawan dalam menentukan bagaimana metode
kerja dan tujuan yang ingin dicapai, dan memandang umpan balik sebagai suatu
kesempatan untuk melatih karyawan.
Jerris menyatakan
bahwa gaya kepemimpinan yang menghargai kemampuan karyawan untuk
mendistribusikan knowledge dan kreativitas untuk meningkatkan servis,
mengembangkan usaha, dan menghasilkan banyak keuntungan dapat menjadi motivator
bagi karyawan dalam bekerja
Ciri-ciri gaya kepemimpinan demokratis
1)
Semua kebijaksanaan
terjadi pada kelompok diskusi dan keputusan diambil dengan dorongan dan bantuan
dari pemimpin.
2)
Kegiatan-kegiatan
didiskusikan, langkah-langkah umum untuk tujuan kelompok dibuat, dan jika
dibutuhkan petunjuk-petunjuk teknis pemimpin menyarankan dua atau lebih
alternatif prosedur yang dapat dipilih.
3)
Para anggota bebas
bekerja dengan siapa saja yang mereka pilih dan pembagian tugas ditentukan oleh
kelompok.
Lebih lanjut ciri-ciri gaya kepemimpinan
demokratis (Handoko dan Reksohadiprodjo),
1)
Lebih memperhatikan
bawahan untuk mencapai tujuan organisasi.
2)
Menekankan dua hal
yaitu bawahan dan tugas.
3)
Pemimpin adalah
obyektif atau fact-minded dalam pujian dan kecamannya dan
mencobamenjadi seorang anggota kelompok biasa dalam jiwa dan semangat tanpa
melakukan banyak pekerjaan.
b.
Gaya
Kepemimpinan Otoriter (Authoritarian leadership style)
Menurut
Lewin, Lippitt dan White, gaya kepemimpinan yang otoriter
memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:
1)
Semua keputusan kebijaksanaan dihasilkan oleh
pemimpin.
2)
Setiap langkah aktivitas dan teknik diperintahkan
oleh pemimpin satu persatu, sehingga langkah di masa depan selalu tidak
menentu.
3)
Pemimpin biasanya mendiktekan tugas dan kerja
lainnya untuk setiap anggota.
4)
Pemegang peran dalam memuji dan mengkritik adalah
pribadi, tetapi tetap tidak aktif dalam kelompok kecuali hendak memperagakan
sesuatu. Ia bisa ramah atau tidak manusiawi, tetapi tidak bersikap bermusuhan
secara terbuka.
c.
Gaya kepemimpinan
laissez-fair (Laissez faire leadership style)
hal nya
tipe pemimpin yang kharistmatik ini, tipe ini tidak banyak literatur yang
membahasnya. Akan tetapi tipe pemimpin ini mempunyai karakteristik utama yaitu
segala sesuatu akan berjalan lancar sebgai mestinya, yang perlu dilakukan
adalah mengawasi alur kegiatan organisasi sesuai dengan apa adanya.
Peranan pemimpin tipe ini adalah biasanya
sebagai ‘polisi lalu lintas’ dengan anggapan bahwa anggota organisasi sudah
mengetahui dan cukup dewasa untuk taat pada peraturan dan permainan yang
berlaku. Dengan demikian peranan tipe pemimpin ini adalah pasif.
Sedangkan nilai-nilai yang dianut adalah
bertolak pada filsafat hidup manusia yang mempunyai solidaritas, kebersamaan,
kesetiaan dan ketaatan. Sehingga hal ini cukup memudahkan bagi pemimpin tipe
ini untuk mengorganisir organisasinya. Dimana akan menimbulkan sikap permisif
dan bertindak sesuai dengan keyakinan dan bisikan hati nuraninya asalkan
kepentingan dan kebersamaan anggota organisasi tetap terjaga.
Gaya kepemimpinan oleh tipe pemimpin ini
adalah:
1)
Pedelegasian
wewenang terjadi secara ekstensif.
2)
Pengambilan
keputusan diserahkan pada pejabat dibawahnya kecuali bilamana dibutuhkan
kehadiran dan keterlibatannya.
3)
Status quo
organisasional tidak terganggu.
4)
Pertumbuhan dan
pengembangan kemampuan berfikir, inovatif, kreatifitas diserahkan pada pejabat
dibawahnya dan anggota organisasi.
5)
Sepanjang dan selama
para anggota organisasi menunjukkan perilaku dan prestasi kerja yang memadai,
maka intervensi pemimpin di dalam organisasi dalam tingkat yang minimum.
1. TEORI
X DAN TEORI Y DARI McGREGOR
Strategi
kepemimpinan efektif yang mempergunakan manajemen partisipatif dikemukakan oleh
McGregor, dalam buku klasiknya, The Human Side of Enterprise. Buku ini
mempunyai dampak besar pada para menejer, sehingga walaupun edisi pertamanya
telah dipublikasikan lebih dari dua dekade, tetapi konsep-konsepnya masih
dipelajari dalam program-program pengembangan manajemen saat ini. Konsep
McGroger yangb paling terkenal adalah bahwa strategi kepemimpinan dipengaruhi
anggapan-anggapan seorang pemimpin tentang sifat dasar manusia McGroger
menyimpulkan dua kumpulan yang beranggapan saling bertentangan yang dibuat oleh
para manajer dalam industri.
Anggapan-anggapan teori
X :
1)
Rata-rata
pembawaan manuisa malas atau tidak menyukai pekerjaan dan akan menghaindarinya
bila mungkin
2)
Karena
karateristik manusia tersebut, orang harus dipaksa, diawasi, diarahkan, atau
diancam dengan hukuman agar mereka menjalankan tugas untuk mencapai
tujuan-tujuan organisasi
3)
Rata-rata
manusia ingin diarahkan, ingin menghindari tanggung jawab, mempunyai ambisi
relatif kecil dan menginginkan keamanan atau jaminan hidup di atas segalanya
Anggapan-anggapan teori
Y :
1)
Penggunaan usaha
phisik dan mental dalam bekerja adalah kodrat manusia, seperti bermain atau
istirahat
2)
Pengawasan
ancaman hukuman eksternal bukanlah satu-satunya cara untuk mengarahkan usaha
pencapaian tujuan organisasi
3)
Ketertarikan
pada tujuan merupakan fungsi dari pengharahan yang berhubungan dengan prestasi
mereka
4)
Rata-rata
manusia, dalam kondisi yang layak, belajar tidak hanya untuk menerima akan
tetapi untuk mencari tanggung jawab
5)
Ada kapasitas
besar untuk melakukan imajinasi, kecerdikan dan kreatifitas dalam
penyelesaian-penyelesaian masalah-masalah organisasi yang secara luas terbesar
pada seluruh karyawan
6)
Potensi
intelektual rata-rata manusia hanya digunakan sebagian saja dalam kondisi
kehidupan industri moderen
Seorang pemimpin yang
menganut anggapan-anggapan teori X akan cenderung menyukai gaya kepemimpinan
otokratik. Sebaliknya, pemimpin yang menganut anggapan-anggapan teori Y akan
lebih menyukai gtaya kepemimpinan partisipatif vatau demokratik.
2. Sistem
Manajemen dari Linkert ada 4 macam, yaitu :
a.
Sistem 1,
manajer membuat semua keputuasn yang berhubungan dengan kerja dan memerintah
para bawahan untuk melaksanakannya. Standar dan metode pelaksanaan juga secara
kaku diterapkan oleh manajer
b.
Sistem 2,
manajer tetap menentukan perintah-perintah, tetapi memberi bawahan kebebasan
untuk memberikan komentar terhadap perintah-perintah tersebut, bawahan juga
diberi berbagai fleksibilitas untuk melaksanakan tugas-tugas mereka dalam
batas-batas dan prosedur-prosedur yang telah ditetapkan
c.
Sistem 3,
manajer vmenetapkan tujuan-tujuan dan memberikan perintah-perintah setelah
hal-hal itu didiskusikan terlebih dahulu dengan bawahan, dan bawahan dapat
membuat keputusan-keputusan mereka sendiri tentang cara pelaksanaa tugas,
semuanya ini dilakukan atas penghargaan untuk memotivasi bawahan daripada
ancaman hukuman
d.
Sistem 4, sistem
ini paling ideal dibandingkan dengan sistem-sistem yang lain . tujuan-tujuan
ditetapkan dalam putusan-putusan kerja dibuat oleh kelompok, jadi jika manajer
membuat keputuasan maka dapat dipertimbangkan oleh para bawahannya. Manajer
juga memberikan bawahan perasaan dibutyhkan dan penting
3. Kisi-kisi
manajerial dari blake dan Mouton
Blake dan Mouton mengidentifikasi adanya lima
gaya kepemimpinan:
- Gaya
kepemimpinan 9,1 (9,1 style) yakni gaya kepemimpinan yang mengutamakan
perhatian terhadap produksi dan menomorduakan perhatian terhadap manusia.
- Gaya
kepemimpinan 1,9 (1,9 style) yakni gaya kepemimpinan yang mengutamakan
perhatian terhadap manusia dan menomorduakan perhatian terhadap produksi.
- Gaya
kepemimpinan 1,1 (1,1 style) yakni gaya kepemimpinan yang memiliki
perhatian yang sangat kecil terhadap manusia maupun produksi.
- Gaya
kepemimpinan 5,5 (5,5 style) yakni gaya kepemimpinan yang memberikan
perhatian secara moderat, baik terhadap manusia maupun produksi.
- Gaya
kepemimpinan 9,9 (9,9 style) Yakni gaya kepemimpinan yang memberikan
perhatian yang besar, baik terhadap manusia maupun produksi.
4. Studi
Ohio State
Para
peneliti Ohio State University
mengidentifikasikan dua kelompok perilaku yang mempengaruhi efektifitas
kepemimpinan-struktur pemakrasaan dan pertimbangan. Faktor “ consideration “
menggambarkan hubungan yang hangat antara seorang atasan dengan bawahan, adanya
saling percaya, kekeluargaan dan penghargaan terhadap gagasan bawahan, “
Initiating structure “ menjelaskan bahwa seorang pemimpin itu mengatur dan
menentukan pola organisasi, saluran komunikasi, strujtur peran dalam mencapai
tujuan organisasi dan cara pelaksanaannya.
Mereka
menemukan bahwa tingkat perputaran karyawan adalah paling rendah dan kepuasan
karyawan tertinggi dibawah pemimpin yang tingkat pertimbangannya tinggi.
Sebaliknya, pemimpin yang tingkat perputarannya tinggi maka pertimbangannya
rendah dan struktur pemakrasaan tinggi menimbulkan banyak keluhan dan tingkat
perputaran karyawan yang tinggi
Para
peneliti juga mengemukakan bahwa penilaian bawahan terhadap efektifitas
pemimpin tidak tergantung pada gaya tertentu tetapi pada situasi dimana gaya
tersebut digunakan. Di lain pihak, komandan Angkatan Udara dengan pertimbanagn
tinggi dinilai kurang efektif divanding komandan dengan orientasi- tugas.
4. Teori Situasional (Situational Theory)
Pendekatan
situasional-contingency menggambarkan bahwa gaya yang digunakan adalah
bergantung pada faktor-faktor situasi, karyawan, tugas, organisasi dan
variabel-variabel lingkungan lainnya. Teori-teori yang terkenal yaitu:
a.
Rangkaian
kesatuan kepemimpinan dari Tannembaum dan Schmidt
b.
Teori
“contingency” dari Fiedler
c.
Teori
siklus-kehidupan dari Hersey dan Blanchard.
Rangkaian Kesatuan
Kepemimpinan Tannembaum dan Schimdt
Mereka mengemukakan
bahwa manajer harus mempertimbangkan tiga kumpulan “kekuatan” sebelum melakukan
pemilihan gaya kepemimpinan, yaitu :
Kekuatan-kekuatan dalam
diri manajer. Yang mencakup 1) sistem nilai, 2) Kepercayaan terhadap bawahan,
3) kecendurungan kepemimpinannya sendiri, dan 4) perasaan aman dan tidak aman.
Kekuatan-kekuatan dalam
diri para bawahan, meliputi 1) kebutuhanh mereka akan kebebasan, 2) kebutuahn
mereka akan peningkatan tanggug jawab, 3) apakah mereka tertarik dalam dan
mempunyai keahlian untuk penanganan masalah, dan 4) harapan mereka mengenai
keterlibatan dalam pembuatan keputuasan.
Kekuatan-kekuatan dari
situasi ini mencakup 1) tipe organisasi, 2) efektifitas kelompok, 3) desakan
waktu, dan 4) sifat masalah itu sendiri.
Teori “Contingency”
dari fiedler
Suatu
teori kepemimpinan yang kompleks dan menarik adalah contingency model of
leadership effectivenss dari fred fiedler. Pada dasarnya, teori ini menyatakan
bahwa efektifitas suatu kelompok atau organisasi tergantung antara kepribadian
pemimpin dan situasi dimana pemimpin menguasai, mengendalikan dan mempengarui
situasi, dan (2 ) derajan situasi yang menghadapkan manajer dengan ketidak
pastian. Fiedler mengidentifikasikan
ketiga unsur dalam situasi kerja ini untuk membantu menentukan gaya
kepemimpinan mana yang akan yang akan efektif yaitu hubungan pimpinan yang
anggota, struktur tugas, dan posisi kekuasaan pemimpin yang didapatkan dari
wewenang formal.
Situasi
yang menguntungkan atau tidak menguntungkan apabila di kombinasikan dengan gaya
kepemimpinan atau organisasi tugas yang efektif. Bila situasi yang
menguntungkan atau tidak menguntungkan hanya moderat, tipe pemimpinan hubungan
manusiawi atau yang toleran dengan lunak
( “lenient”) akan sangat efektif.
Bila
pemimpin mempunyai keterbatasan dalam kemampuan mereka untuk mengubah
kepribadian dasar dan gaya kepemimpinannya, situasi harus diubah,seharusnya
pemimpin dapat mengubah-ubah gaya-gaya kepemimpinan mereka untuk memenui
persyaratan/kebutuhan situasi tertentu dan seharusnya mereka dapat belajar
untuk menjadi pemimpin yang efektif.
Teori Siklus-kehidupan
dari Hersey dan Blanchard
Teori
kepemimpinan penting yang menggunakan pendekatan “contingency” adalah teori
siklus kehidupan ( life-cycle theory )dari Paul Hersey dan Kenneth Blanchard.
Teori ini sangat di pengarui oleh penelitian-penelitian kepemimpinan yang
sebelumnya. Mereka menekankan bahwa penggunaan gaya adaptif oleh pemimpin
tergantung pada diagnosa yang mereka buat terhadap situasi.
Konsep
dasar teori siklus-kehidupan adalah bahwa strategi dan prilaku pemimpin harus
situasional dan terutama pada unsur kedewasaan para pengikut. Devinisi-definisi
berikut akan membantu untuk memahami teori ini.
Kedewasaan
( maturity ) adalah kapasitas/kemampuan individu atau kelompok untuk menetapkan
tujuan yang tinggi tetapi dapat dicapai, keingian dan kemampuan mereka untuk
mengambil tanggung jawab.
Prilaku
tugas adalah tingkat kepemimpin dimana
cendrung untuk mengorganisasikan dan menentukan peran-peran para
pengikut,menjelaskan kegiatan yang di laksanakan kapan, dimana,dan bagaimana
tugas-tugas di selesaikan.
Prilaku
hubungan, berkenan dengan hubungan pribadipemimpin dan individu atau para
anggota kelompoknya ini mencakup besarnya dukungan yang disediakan oleh
pemimpin dan tingkat dimana pemimpin menggunakan komonikasi antara pribadi dan
prilaku pelayanan.
5.
Teori Kepemimpinan Transaksi (Transactional Leadership Theory)
Menurut teori ini
karyawan akan termotivasi oleh imbalan maupun hukuman. Menurut teori ini,
seorang pemimpin akan dapat menjalankan kepemimpinannya secara efektif apabila
ia mampu mengembangkan struktur kerja yang jelas sehingga para manajer tersebut
akan dapat merumuskan dengan tepat apa saja yang dibutuhkan oleh para
bawahanagar bias melaksanakan pekerjaan dengan baik serta memberikan imbalan
yang sesuai dengan kinerjanya.
6.Teori
Kepemimpinan Transformasi (Transformational Leadership Theory)
Teori kepemimpinan
transformasi didasari oleh hasil penelitian mengenai adanya perilaku
kepemimpinan di mana para pemimpin yang kemudian di kategorikan sebagai
pemimpin transformasi (Transformational Leader) yang memberikan inspirasi
kepada sumber daya manusia yang lain dalam organisasi untuk mencapai sesuatu
melebihi apa yang di rencanakan oleh organisasi.
Karakteristik
pemimpin transformasi memiliki perbedaan dengan pemimpin transaksi, yaitu
pemimpin transaksi biasanya mengarahkan sumber daya manusia untuk mencapai
sesuatu sesuai dengan rencana dan lebih mengandalkan kepemimpinannya kepada
kekuasaan legitimasi atau otoritas formal.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kepemimpinan merupakan kemampuan yang di punyai seseoarang untuk
mempengarui orang orang lain agar pekerja mencapai tujuan dan sasaran.
Kepemamimpinan juga bagian penting dari manajemen, tetapi tidak sama dengan
manajemen. Manajemen mencakup kepemimpinan tetapi juga mencakup fungsi fungsi
lain seperti perencanaan, pengorganisasian dan pengawasan.
Tugas seorang pemimpin
yaitu : Manajer harus
berusaha memenuhi kebutuhan – kebutuhan para bawahannya, supaya loyalitas dan
partisipasinya meningkat.
Fungsi Pemimpin ada
beberapa macam, yaitu :
1.
Fungsi
Perencanaan
2.
Fungsi
memandang ke depan
3.
Fungsi
pengembangan loyalitas
4.
Fungsi
Pengawasan
5.
Fungsi
mengambil keputusan
6.
Fungsi
memberi motivasi
7.
Fungsi
menjalankan tugas
8.
Fungsi
pemeliharaan.
Gaya Kepemimpinan ada dua macam, yaitu :
1.
Gaya
dengan orientasi tugas (task-oriented)
2.
Gaya
dengan orientasi karyawan (employee-oriented)
Teori Kepemimpinan ada
beberapa macam, yaitu :
1.
Teori Orang-orang
Besar (Great Man Theory)
2.
Teori Ciri-ciri
Pemimpin (Trait Theory) Teori Perilaku (Behavioral Styles Theory)
3.
Teori Situasional
(Situational Theory)
4. Teori Kepemimpinan Transaksi (Transactional
Leadership Theory)
5.
Teori Kepemimpinan
Transformasi (Transformational Leadership Theory)
DAFTAR
PUSTAKA
Solihin Ismail.
Pengantar Manajemen, Yogyakarta : Erlangga, 2009
Handoko, T.Hani.1984.Manajemen.Yogyakarta:BPFE